Indonesia pada masa
kini dalam keadaan kritis, dimana kaum buruh dan rakyat kecil pada umumnya
telah kehilangan perhatian dari pemerintah, yang seharusnya memiliki tugas dan
fungsinya untuk melindungi, mengayomi, mensejahterahkan rakyatnya. Tapi,
seiring dengan perputaran waktu, rakyat disuguhi dengan berbagai janji-janji
penguasa yang menghambahkan diri pada kepentingan modal, dan menjalankan sistem
kapitalisme yang ekploitatif, akumulatif, dan ekspansif modal. Dengan adanya
pengabaian Negara terhadap rakyatnya, dan ditambah lagi dengan gerakan para
kaum kapitalis yang tidak memiliki hati nurani, secara perlahan, dan pasti,
merampas hak-hak kaum buruh dan rakyat tertindas. Tidak ada lagi tempat rakyat
tertindas untuk mengadu kecuali mereka sendiri yang melawan dan menentang
sistem kapitalisme ini.
Adanya praktek
eksploitasi, serta akumulasi modal yang dilakukan oleh koorporasi besar, yang
juga kongkalikong dengan penguasa (komprodor), lambat laun, dan sangat pasti,
semua kekayaan alam ibu pertiwi akan di kuras habis serta hanya dinikmati
segelintir orang yaitu kaum kapitalis dan borjuis nasional komprador.
Pemerintah yang sudah seharusnya ada dalam mengakomodasi kepentingan rakyat,
serta melindungi rakyat, dan mensejahtrahkan rakyat, akan tetapi, keberpihakan
penguasa (pemerintah/negara) hanya menjadi janji politik, dan hanya sekedar
menjadi wacana, menjadi bahan pendikusian disetiap talk show, debat, yang ditayangkan
oleh media-media televisi, maupun di forum-forum intelektual kampus semata.
Rakyat kecil semakin terpuruk dan pengusaha (borjuis) setiap harinya melakukan
perampasan-perampasan hak milik kaum tertindas seperti buruh, tani, kaum miskin
kota, dan kaum tertindas lainnya.
Dengan adanya
perampasan tanah, mem-PHK buruh dengan semena-mena, mengupah buruh dengan upah
yang murah, menggusur pemukiman warga dst..dst.. Negara dalam hal ini memilih
diam, dan memilih mengeluarkan kebijakan yang sama sekali tidak pro terhadap
rakyat tertindas, melainkan pemerintah malah menghambahkan diri pada kaum
kapitalis, serta membiarkan kaum kapitalis untuk berbuat semaunya. Pemerintah
yang tunduk pada kaum pemodal, yang dimana mereka (pemerintah) tergiur dengan
ungkapan kerjasama yang dimana akan menguntungkan keduanya (pemerintah dan
pemodal), sedangkan rakyat terbaikan, dan secara otomatis kemiskinan serta
ketimpangan sosial semakin nampak terlihat dimana-mana secara massif.
Para pedangang kecil
dihilangkan (digusur) dengan alasan ketertiban, dan merusak tata ruang kota. Dengan
berbagai iming-iming akan adanya alokasi untuk mencari nafkah, namun setelah
digusur, pemerintah tidak menepati janjinya untuk mengusahakan tempat bagi
mereka yang mencari nafkah menjual di pinggiran-pinggiran jalan, belum lagi
kasus perburuhan oleh pengusaha yang mem-PHK buruhnya, mengupah buruhnya dengan
upah yang jauh dari kata layak, kaum tani dirampas tanahnya, dst..dst.., maka
harapan rakyat kecil untuk mendapatkan kesejahteraannya kian jauh dari harapan.
Menyikapi hal-hal
mengenai kaum borjuis, buruhlah dan hanya kaum buruh yang bisa mengimbangi
kekejian mereka dan ditambah persatuan rakyat. Buruh dan mahasiswa yang silih
berganti melakukan perlawanan dan penentangan dengan melakukan orasi mereka
dengan membawa keluhan rakyat untuk diungkapkan dijalan dan diperdengarkan buat
pemerintah. Namun perlawanan dan menentangan yang dilakukan oleh kaum buruh dan
mahasiswa tetap saja mereka (kaum brjuis dan pemerintah) tetap buta dan tutup
telinga dengan perlawaan buruh dan mahasiswa. Tak ada jalan lain kecuali buruh
harus berbenah diri, menambah massa dan membangun kekuasaan politik dan
melakukan pendidikan politik klas buruh dimanapun. Kecerdasan klas buruh
haruslah menjadi harga mati demi kesejahtraan kaum buruh dan rakyat tertindas
pada umumnya.
Marilah kaum penggerak,
untuk menguatkan dan memperluas barisan kita, mengongohkan perlawanan dan kekuatan
sayap kiri kita demi Indonesia sejahterah. Klas buruh yang cerdas adalah pembuktikan
atas kebenaran harus disuarakan, kita tidak boleh lengah dan tinggal diam
dengan penindasan ini. Melakukan gerakan dan perlawanan sebagai jalan kita
menuju satu prestasi besar yaitu revolusi kaum buruh, dan kaum tertindas
lainnya menuju kekuasaan ditangan rakyat.
Kaum buruh dan rakyat
tertindas itu besar, bahkan akan lebih besar lagi jika keduanya disatukan. Pucuk
masalah dari penindasan yang ada di negeri ini, terlahir dari ketidak pedulian
pemerintah terhadap rakyatnya, dan hanya segelintir orang yang ada dalam kata
sejahterah yaitu kaum pemodal. Kaum pemodal-lah yang semakin terbahak-bahak
dengan apa yang mereka rasakan dan telah merak rampas. Pemerintah telah
terkunci dengan uang yang dimiliki para pemodal, bukan hanya pemodal dalam
negeri namun juga pemodal asing.
Investasi yang ditanam dalam
negeri kita snagatlah banyak, dan bahkan sulit untuk dihentikan karena
pemerintah sendiri yang memberikan ruang besar buat mereka, bahkan
undang-undang penanaman modal buat asing tidak ada pungutan pajak. Inikah yang
dinamakan Indonesia telah merdeka?
Hanya sekedar kata saja
Indonesia telah merdeka, terbukti pada hari-hari yang lalu telah beberapa
pemerintah yang telah berkuasa di Negara ini hanya bapak Soekarno-lah yang
telah banyak memberikan yang seharusnya buat rakyat Indonesia. Hanya Soekarno
yang berani menentang asing untuk mengusai kekayaan alam Indonesia. Seperti kata
Bung Karno “Indonesia akan berdiri diatas
kakinya sendiri dan hanya rakyat Indonesia yang akan Berjaya diatas bumi
pertiwi ini”. Para kapitalis asing sangat marah dengan statemen yang dikeluarkan
oleh Soekarno saat itu namun, itulah yang harus dilakukan demi menyelamatkan Indonesia
dari penindasan kaum kapitalis-imperialis yang tidak akan pernah ingin
mensejahterahkan rakyat Indonesia.
Kekhawatiran Bung Karno
atas penindasan Negara asing atau kaum kapitalis ini telah terbukti, dan
sanagat nampak hari ini, dimana penjajahan, dan penindasan atas rakyat Indonesia
masih tersa memilukan. Akankah ini terus menerus berlanjut? Sebagai penggerak
pasti kita akan mengatakan “TIDAK”. Kaum buruh tidak akan tinggal diam
menyaksikan ke egoisan para kaum pemodal dan pemerintah pro modal, dan akan
terus bergerak dan melawan serta meningkatkan kesadaran rakyat untuk berorganisasi
dan menjalankan pendidikan perburuhan yang ber kesadaran klas. “Rakyat sejahtra buruh berkuasa”
kembalikan Negara ini pada polanya sendiri, dan jangan berpatok pada asing dan
kaum pemodal lainnya.
Dari tahun berganti tahun,
sejak sepeninggalnya Bung Karno, pemerintah negeri ini tidak lagi berada pada
jalannya sendiri, justru terkontrol oleh asing, pasar bebas dibuka dimana-mana,
para pemodal luar Indonesia berdatangan untuk melakukan kerjasama dengan satu
kata saling menguntungkan. Indonesia memiliki upah buruh termurah, para
investor sangat tertarik dengan upah buruh murah ini, mahasiswa bergejolak
menentang pemerintah dengan berbagai tuntutan, disamping merekab (para
mahasiswa) ribuan buruh juga ikut menentang cara-cara pemerintah mengolah
pemerintahan negeri ini tanpa memikirkan nasib rakyatnyanya. Dengan adanya
perlawanan kaum buruh dan mahasiswa, pemerintah dengan kekuatan militernya,merepresif
rakyat yang melawan serta mengadu domba rakyat. Buruh mahasiswa dan militer
adalah rakyat negeri ini, mereka hanya dibedakan dengan profesi masing-masing. Mahasiswa
dan buruh bersatu sedangkan militer harus melindungi pemerintah. Apapun perintah
para pemimpin Negara mau tidak mau, suka atau tidak suka, positif atau negative,
militer harus bergerak mengamankan dan mensterilkan masalah. Tuntutan demi
tuntutan diabaikan penguasa hari ini, seakan memancing gerakan yang lebih besar
lagi, licik dan sangat keji mereka menindas rakyat negeri sendiri.
Pemerintah negeri ini
sangatlah lemah, bahkan saking lemahnya, hukum Negara kita ini bisa dibeli. Bayangkan
saja, hukum bisa dimainkan, dikontrol dengan uang. Apa jadinya Negara ini
kedepan..??? secepatnya harus dilakukan gerakan-gerakan besar, menyatukan buruh
dan mahasiswa dan rakyat tertindas keseluruhannya menentang secara bersama-sama
menentang kaum imperialisme. Mari bersama-sama berjuang dan mendorong tujuan
besar kaum revolusioner dan menciptakan Negara SOSIALIS.
***
Ditulis
dimakassar oleh: Hamka (Anggota Gabungan Serikat Buruh Nusantara-GSBN), 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar, mengkritik, di kolum dibawah dengan komentar-komentar serrta kritikan yang ilmiah. study, organisasi, dan revolusi. salam muda kerakyatan, salam sosialisme