STATEMENT
KOMITE
PERSIAPAN SENTRALGERAKAN MUDA KERAKYATAN
UNTUK
HARI PELAJAR INTERNASIONAL 2014
EDUCATION
NOT FOR SALE!!!
Kaum Pelajar di seluruh dunia, bersatulah Lawan
Komerialisasi Pendidikan, Tuntut Pendidikan Gratis, Ilmiah, Demokratis dan
Bervisi Kerakyatan
Sejarah ISD dan perjuangan melawan Fasisme
17 November diabadikan
oleh Serikat Mahasiswa Internasional (International Student’s Union) yang
bermarkas di Praha, Cekoslovakia sebagai Hari Pelajar Internasional, untuk
memperingati peristiwa tragis berupa penutupan semua universitas dan eksekusi
beberapa orang mahasiswa oleh Reichsprotektor Ceko (semacam perwakilan Nazi di
Negara boneka Bohemia dan Moravia) pada 17 November 1939. Pada 17 November
1989, di Cekoslovakia, sekitar 1500an mahasiswa melakukan perayaan hari pelajar
internasional tetapi dengan tema menentang Kapitalisme Negara Rezim Stalinis
Cekoslovakia yang menghambat Demokrasi dan Kebebasan.
Di Yunani, 17 November
juga diabadikan sebagai Hari Mahasiswa Yunani sebagai penanda perlawanan mahasiswa
terhadap Junta Militer Yunani yang anti demokrasi. Penyerangan oleh Junta
Militer dilakukan pada 17 November dengan pengiriman sekitar 30 tank tentara
yang kemudian menabrak gerbang kampus Politeknik, Athena Yunani, membunuh serta
melukai para mahasiswa yang sedang melakukan pemogokan di kampus
tersebut.Peristiwa di atas menunjukkan perjuangan mahasiswa dalam menuntut
demokrasi dan kesejahteraan yang turut pula memberikan inspirasi bagi
perjuangan mahasiswa di berbagai Negara.
Perjuangan Melawan Komerialisasi Pendidikan
Krisis
Kapitalisme telah melahirkan gelombang perlawan Mahasiswa dan pelajar diberbagai belahan dunia,
kapitalisme menjerat segala sektor kehidupan masyarakat kemudian menjarah dan
mengisapnya. Oleh karena itu, perkembangan kapitalisme tidak hanya berkutat
pada industri manufaktur saja tapi pada industri jasa, termasuk layanan jasa
pendidikan. Krisis kapitalisme yang terjadi di negara – negara Imperialis menjadikan negara – negara dunia ketiga
sebagai sasaran empuk pasar Imperialisme untuk mengatasi Krisis yang sedang
dialami. Kapitalisme telah menghancurkan dan membinasakan pendidikan diseluruh
penjuru dunia. Usaha penyelamatan krisis kapitalisme dengan pemotongan anggaran
pendidikan serta naiknya biaya-biaya pendidikan telah menjadi musuh bagi
pelajar dan mahasiswa.
Di Indonesia Pendidikan mahal dimulai ketika Indonesia bergabung dengan
WTO (World Trade Organization) adalah
Organisasi Perdagangan Dunia, yang merupakan badan khusus yang dibentuk oleh
PBB. Indonesia sejak
tahun 1995, tergabung dalam WTO dengan diterbitkanya Undang-Undang No.7 Tahun
1994 tanggal 2 Nopember 1994 tentang pengesahan (ratifikasi) “Agreement
Establising the World Trade Organization” Pada masa tersebut Indonesia dipimpin
oleh rezim otoriter Soeharto. Perjanjian
tersebut mengatur tata-perdagangan barang, jasa dan trade related intellectual
property rights (TRIPS) atau hak atas kepemilikan intelektual yang terkait
dengan perdagangan. Dalam bidang jasa, yang masuk sebagai obyek pengaturan WTO
adalah semua jasa kecuali “jasa non-komersial atau tidak bersaing dengan
penyedia jasa lainnya”. Tujuan utama WTO adalah liberalisasi ekonomi untuk
memfasilitasi perdagangan yang diikuti dengan upaya - upaya reduksi untuk
penghapusan setiap hal yang memungkinkan menjadi penghambat perdagangan dalam
barang dan jasa. Bagi setiap negara anggota yang melakukan tindakan penolakan
atau “mengabaikan” kesepakatan-kesepakatan dalam perjanjian (tidak patuh) akan
dikenakan tindakan hukum (sanksi) yang ditetapkan dalam mekanisme penyelesaian
sengketa.
2 Tahun
terakhir di Indonesia biaya pendidikan semakin mahal, dalam skema
liberalisasi di pendidikan Tinggi diberlakukan Uang Kuliah Tunggal (UKT) melalui
Permendikbud nomor 55 Tahun 2013. Uang Kuliah Tunggal (UKT), Sistem ini
mengharuskan pembayaran biaya selama masa studi dibagi rata per-semester
sehingga tidak ada uang pangkal. UKT ibarat membeli motor secara kredit tanpa
uang DP. Dengan biaya pendidikan bahkan 2 sampai 3 kali lipat dari biaya
pendidikan sebelumnya, dengan logika subsidi silang yang kaya menolong yang
miskin. Dimana kah tugas Negara? Negara ya melepaskan tanggung jawab terhadap
biaya pendidikan hari ini. Dan juga pada kurikulum 2013 terdapat berbagai
kejanggalan yaitu, pemerintah melakukan perubahan terlebih dahulu terhadap
kurikulum pendidikan setelah itu diikuti dengan revisi peraturan menteri dan
peraturan pemerintah. Logika yang benar bahwa seharusnya melakukan perubahan
peraturan terlebih dahulu tentang Standar Nasional Pendidikan. Tidak konsisten
pemerinah dalam mengikuti alur RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional). Anggaran kurikulum 2013 yang berubah – ubah, awalnya 648 milyar
menjadi 1,4 trilyun lalu naik lagi hingga menembus angka 2,49 trilyun. Belum
ada evaluasi komprehensif terhadap kurikulum sebelumnya yang melandasi
kebutuhan perubahan kurikulum. Kurikulum 2013 akan mengarah pada penyeragaman
diseluruh wilayah indonesia, hal ini akan menghambat kreatifitas guru dalam
mengelola sesuai dengan konteks lokal. Perubahan kurikulum 2013 yang
disampaikan oleh pemerintah berbeda – beda artinya belum ada dokumen pasti
tentang perubahan kurikulum 2013.
Ironisnya, kebijakan privatisasi dan
komersialisasi pendidikan berjalan mulus di Indonesia melalui Pemerintahan (jokowi
–jk) dan Parlemen, yang semestinya melakukan perlindungan terhadap
sector-sektor vital masyarakat seperti pendidikan. System pendidikan nasional
yang memberikan ruang lebar bagi swasta akan menjadi sasaran empuk kapitalis
bermodal besar untuk dapat mengintervensi pengelolaan pendidikan di Indonesia
baik dari aspek biaya maupun kurikulum.
Hal di atas memperlihatkan dengan tegas arah kebijakan
pemerintah terutama di bidang pendidikan. Alih-alih menjadikan pendidikan
sebagai sarana peningkatan kualitas masyarakat, pemerintah justru menobatkan
dirinya sebagai agen kapitalisme internasional (penjajahan asing) yang siap
sedia memberikan ruang bagi komersialisasi pendidikan.
Oleh karenanya dalam memperingati Hari Pelajar Internasional
2014, Sentral Gerakan Muda Kerakyatan menyerukan
:
- Bangun
Solidaritas Internasional untuk Perlawanan Terhadap Komerialisasi Pendidikan,
Wujudkan Pendidikan Gratis, Ilmiah, Demokratis dan Bervisi Kerakyatan
- Lawan Sistem
Kapitalisme, Penyebab Pendidikan Mahal dan Tidak Berkualitas,
- Membangun
Partai Rakyat yang Revolusioner, jalan sejati menuju Sosialisme
Jakarta, 17 November 2014
Biro Politik
Sentral Gerakan Muda
Kerakyatan
Desi Natalia Mebang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar, mengkritik, di kolum dibawah dengan komentar-komentar serrta kritikan yang ilmiah. study, organisasi, dan revolusi. salam muda kerakyatan, salam sosialisme