Di senja sore hari depan
secretariat forum komunikasi siswa progresif dengan angin yang menghembus
kencang di tengah persawahan dengan di kelilingi pepohonan hijau yang masih
sejuk di desa tepatnya dusun Penanian desa Batetangng Kecematan Binuang,
Polewali Mandar muncul keceriaan anak-anak disekelilingnya dengan belajar
bersama kawan-kawan forum komunikasi siswa progresif dengan belajar bahasa
Inggris ala sekolah rakyat yang diterapkan dengan system belajar sambil
bermain.
Bermodalkan alat mengajar sederhana
yang dikumpul dengan hasil keringat kawan-kawan forum komunikasi siswa
progresif hingga dapat membeli selembar papan putih untuk kami gunakan sebagai
papan tulis untuk mengajar adik-adik kami, sumber pengajarpun kami ambil dari
kawan-kawan Forum Komunikasi Siswa Progresif yang mempunyai kemampuan dalam
berbicara bahasa Inggris dan itupun terlaksana lebih baik dari pada penerapan
belajar di bangku sekolah menurut aku.
Belajar sambil bermain adalah istilah
yang kami gunakan dalam membangun sekolah rakyat ini, dan kata ini kami adopsi
dari prinsip dasar dari forum komunikasi siswa progresif yaitu pendidikan ‘ilmiah,
demokratik dan berbasis kerakyatan” serta dasar terbangunnya forum
komunikasi siswa progresif dengan kata “semua orang adalah guru dan alam raya
adalah sekolahku” itulah istilah dan kata yang menjadi acuan kami
membuat sekolah rakyat, atau taman belajar ilmiah ala Forumkomunikasi Siswa
Progresif yang hari ini udah terealisasikan dengan baik dalam kurung waktu dua
bulan lebih, dan mendapat respon positif dari masyarakat sekitar. Mereka yang
kami ajar adalah sebagian kecil anak
bangsa yang secara ekonomi kurang mampu. Ketika kita melirik ke berbagai
wilayah di Nusantara, maka yang kami hadapi adalah bukan hanya mereka yang
kurang beruntung mengenyam pendidikan yang sesungguhnya seperti mereka
anak-anak borjuasi yang sangat beruntung dapat sekolah di sekolah ternama dan di
kursusan ternama hingga mereka dapat melanjutkan study nya di luar negeri. Pertanyaanya,
kapan kita mendapat pendidikan seperti mereka..? kawan-kawan seperjuangan
apakah kita hanya diam mengeluarkan air liur menganga melihat mereka..? tidak
kawanku, saatnya kita berjuang mendapatkan hak kita dan hak itu bukan hanya hak
mereka, namun hak kita bersama di Negeri ini.
Para investor asing yang telah
menanamkan modalnya ke segala line kehidupan khususnya pendidikan saat ini
membuat pendidikan dijadikan pasar di Negeri kita ini sehingga, pendidikan yang
tinggi, dan pendidikan yang baik, kita dambakan bersama membuat sangat sulit
kita jangkau. Contoh kasus anak bangsa di pelosok desa di Polewali Mandar yang
informasi kami dapat dari salah satu tim jurnalis Forum Komunikasi Siswa
Progresif yang katanya dia adalah siswa yang mendapat setiap tahunnya siswa
terbaik di sekolah ternama di Polewali Mandar yaitu sekolah SMAN 1 Polewali
Mandar yang kurang beruntung melanjutkan pendidikannya ke tingkat perguruan
tinggi karena terhalang oleh persoalan biaya. sekolah di SMAN 1 Polewali Saja
dia mendapat uluran tangan dari orang dermawan di daerah sekitarnya.,
menelusuri kehidupan anak itu tim jurnalis Forum Komunikasi Siswa Progresif memantau
kehidupan anak itu, dan benar bahwa anak itu adalah berasal dari pelosok desa
di Tinambung Polewali Mandar dengan kehidupan yang sangat memperhatikan. Peran
pemerintah yang kami tanyakan dalam hal ini dimana janji pemerintah untuk
memperhatikan pendidikan khususnya di Polewali Mandar yang janjinya akan
menyekolahkan anak bangsa di Polewali Mandar yang kurang mampu hingga perguruan
tinggi.
Dari kasus ini ketika kita hanya
mendambakan janji palsu pemerintah sewaktu kampanye akan bagaimana nasib anak
bangsa dalam dunia pendidikan, apakah kita hanya harus melihat anak bangsa yang
kurang mampu untuk tidak sekolah kawan-kawan..? jangan mengatakan kita akan
mendengar janji mereka namun kita katakan kita pasti punya jalan untuk
bagaimana kita lepaskan anak bangsa dari kebodohan. Ingat kawan pendidikan
adalah milik kita bersama dan itu menjadi hak kita yang harus direbut.
UUD 1945 yang terang dikatakan
bahwa semua anak bangsa wajib mengenyam pendidikan selama 12 tahun, kalau kita
berdasarkan Amandemen UUD 1945 diatas apakah sampai itu kita yang kelas bawah
ekonominya harus mengenyam pendidikan
sampai SMA saja dan itupun UUD 1945 diatas masih banyak dicampuri tangan-tangan
kotor untuk mengambil anggaran pendidikan buat kita dan ditambah lagi
pembayaran liar yang ada di pihak sekolah. Jadi kalau kita pikir sanggup tidak,
kita untuk bersekolah sampai 12 tahun yang dijanjikan? Apakah salah ketika kita
menyebut pendikan hanya orang kaya dan orang miskin dilarang sekolah? kata ini
pasti sangat benar buat kita kawan.
Melihat program kerja Forum
Komunikasi Siswa Progresif yang membangun sekolah rakyat namun masih skala
dusun namun bagiku, ketika kita lihat realisasinya di pendidikan itulah jalan
alternative agar pendidikan di kalangan kelas proletar dapat dirasakan juga
mulai tahu tentang berbicara asing, menghitung, tahu tentang sosial dan
sebagainya. Kenapa tidak kawan dari hal kecil ini yang sudah terlihat
realisasinya bagi pendidikan di kelas proletar kita jadikan tuntutan dan
pandangan agar membangun sekolah rakyat di berbagai wilayah di Negeri ini,
apalagi yang perlu di dambakan dari pendidikan ala kapitalis hari ini yang
telah nyata sudah di jadikan pasar sebagai ladang mencari keuntungan bagi
mereka.
Stop pendidikan ala kapitalis dan bangun sekolah rakyat. kenapa
tidak kita jadikan kata ini sebagai slogan perjuangan kita di sector pendidikan
untuk menuju pendidikan yang lebih baik dan pasti telah terjangkau di semua
kalangan, sekolah rakyat ini bertujuan untuk menghapuskan pendidikan yang berorientasikan
pasar. sesuai dengan kondisi saat ini dan menampung anak bangsa khususnya
mereka yang kurang beruntung untuk duduk di bangku sekolah seperti mereka yang
berduit banyak. sekolah rakyat ini akan memberikan pengetahuan yang objektif
dan berguna membangun pendidikan yang sesungguhnya yaitu pendidikan yang
memanusiakan manusia.
Perjuangan bersama dan bersatu dalam
satu pikiran dan tindakan yaitu membangun pendidikan rakyat pasti kita bisa
untuk membangunnya dan inilah perjuangan kita bersama dan yakin bahwa
pendidikan yang merakyat adalah milik kita dan ditangan kita yang sadar akan
penindasan.
Stop Pendidikan Ala Kapitalis dan
Bangun Sekolah Rakyat…..
Alam Raya Adalah Sekolahku……
Semua Orang Adalah Guruku……
didtulis oleh: Muhammad Jabbar
anggot FKSP-SGMK sekaligus kontributor suara kita
didtulis oleh: Muhammad Jabbar
anggot FKSP-SGMK sekaligus kontributor suara kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar, mengkritik, di kolum dibawah dengan komentar-komentar serrta kritikan yang ilmiah. study, organisasi, dan revolusi. salam muda kerakyatan, salam sosialisme