Bertepatan dengan
momentum peringatan hari sumpah pemuda 28 oktober, Pemuda Sumatra Utara yang
tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Demokratik – Sentra Gerakan Muda Kerakyatan
Sumatra Utara (GMD-SGMK SUMUT) mengadakan diskusi ilmiah tentang batas garis
kemiskinan yang di publis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sumatra utara yang
menurut kawan-kawan GMD-SGMK SUMUT tidak objektif dan butuh pendiskusian ulang
tentang batas garis kemiskinan.
Diskusi ilmiah ini
berawal dari adanya berita Koran Harian SIB Sumatra utara tentang batas garis
kemiskinan masyarakat Sumatra utara 2 oktober kemarin, pada tanggal 6 oktober
kawan-kawan GMD langsung meresponnya dan mengadakan diskusi ilmiah yang
dihadiri 12 pemuda dan mahasiswa GMD dan dilanjut pada tanggal 27 oktober.
Mengenanai Batas Garis
Kemiskinan Sumatra Utara, versi BPS adalah masyarakat dengan pendapatan
perkapitanya sebanyak Rp 366.000, ini
dihitung dari pengeluaran perkapita per bulannya. Jadi, dari pendapatan masyarakat
yang sebesarr Rp 366.000, versi BPS sudah tergolong miskin.
Dalam diskusi ilmiah
GMD SUMUT yang sebelumnya telah melakukan survei di masyarakat yang berdasar
pada kebutuhan pokok rill masyarakat seperti sandang, pangan, dan papan, dan
akan melanjutkan pada survei kebutuhan hidup layak (KHL).
Respon pemuda Sumatra
Utara atas perhitungan BPS pada batas garis kemiskinan sangat tidak masuk akal
dan data yang tidak kredibel yang sangat jauh dari kata objektif. Dengan melihat kehidupan masyarakat yang sangat
susah dalam memenuhi kebutuhannya meski dengan gaji perbulan 2 juta. Menurut
koordinator GMD SUMUT Irvan Yoanda Ginting bahwa, batas garis kemiskinan
tersebut seharusnya Rp 1.600.000, hitungan ini juga belum termasuk biaya
pendidikan, Lanjut Ivan dalam diskusi ilmiah 27 oktober kemarin di sekre tariat
FSPMS.
Untuk menanggapi
persoalan yang keliru ini, GMD SUMUT sejak 15 oktober kemarin talah melayangkan
surat ke kantor BPS untuk melakukan audiens dan diskusi terkait berita yang
dikeluarkan oleh Koran Harian SIB edisi Jum’at (2/10) kemarin. Surat
kawan-kawan GMD telah mendapat respon dari pihak BPS dan siap ber-audiens serta
akan siap juga menjawab beberapa pertanyaan darai kawan-kawan GMD, audiensi
akan dilaksanakan pada besok 29 oktober 2015.
Selama kekuasaan masih
di tangan kartel-kartel politik, kekuasaan Negara dipimpin oleh penghamba
sistem kapitalisme, maka jangan harap kemiskinan akan terselesaikan.
Kapitalisme syarat akan kehidupan mewah ditengah mayoritas manusia-manusia
susah dan miskin. Kekuasaan rakyat lah dan demokrasi sejatilah yang akan
menyelamatkan rakyat dari kemiskinan.
Info dari kawan Irvan
GMD-SGMK SUMUT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar, mengkritik, di kolum dibawah dengan komentar-komentar serrta kritikan yang ilmiah. study, organisasi, dan revolusi. salam muda kerakyatan, salam sosialisme