Laman

Minggu, 11 Oktober 2015

KETERPURUKAN RAKYAT DAN PERLAWANAN BURUH-MAHASISWA



Hasil gambar untuk buruh dan mahasiswa bersatuIndonesia pada masa kini dalam keadaan kritis, dimana kaum buruh dan rakyat kecil pada umumnya telah kehilangan perhatian dari pemerintah, yang seharusnya memiliki tugas dan fungsinya untuk melindungi, mengayomi, mensejahterahkan rakyatnya. Tapi, seiring dengan perputaran waktu, rakyat disuguhi dengan berbagai janji-janji penguasa yang menghambahkan diri pada kepentingan modal, dan menjalankan sistem kapitalisme yang ekploitatif, akumulatif, dan ekspansif modal. Dengan adanya pengabaian Negara terhadap rakyatnya, dan ditambah lagi dengan gerakan para kaum kapitalis yang tidak memiliki hati nurani, secara perlahan, dan pasti, merampas hak-hak kaum buruh dan rakyat tertindas. Tidak ada lagi tempat rakyat tertindas untuk mengadu kecuali mereka sendiri yang melawan dan menentang sistem kapitalisme ini. 

Adanya praktek eksploitasi, serta akumulasi modal yang dilakukan oleh koorporasi besar, yang juga kongkalikong dengan penguasa (komprodor), lambat laun, dan sangat pasti, semua kekayaan alam ibu pertiwi akan di kuras habis serta hanya dinikmati segelintir orang yaitu kaum kapitalis dan borjuis nasional komprador. Pemerintah yang sudah seharusnya ada dalam mengakomodasi kepentingan rakyat, serta melindungi rakyat, dan mensejahtrahkan rakyat, akan tetapi, keberpihakan penguasa (pemerintah/negara) hanya menjadi janji politik, dan hanya sekedar menjadi wacana, menjadi bahan pendikusian disetiap talk show, debat, yang ditayangkan oleh media-media televisi, maupun di forum-forum intelektual kampus semata. Rakyat kecil semakin terpuruk dan pengusaha (borjuis) setiap harinya melakukan perampasan-perampasan hak milik kaum tertindas seperti buruh, tani, kaum miskin kota, dan kaum tertindas lainnya.

Dengan adanya perampasan tanah, mem-PHK buruh dengan semena-mena, mengupah buruh dengan upah yang murah, menggusur pemukiman warga dst..dst.. Negara dalam hal ini memilih diam, dan memilih mengeluarkan kebijakan yang sama sekali tidak pro terhadap rakyat tertindas, melainkan pemerintah malah menghambahkan diri pada kaum kapitalis, serta membiarkan kaum kapitalis untuk berbuat semaunya. Pemerintah yang tunduk pada kaum pemodal, yang dimana mereka (pemerintah) tergiur dengan ungkapan kerjasama yang dimana akan menguntungkan keduanya (pemerintah dan pemodal), sedangkan rakyat terbaikan, dan secara otomatis kemiskinan serta ketimpangan sosial semakin nampak terlihat dimana-mana secara massif. 

Para pedangang kecil dihilangkan (digusur) dengan alasan ketertiban, dan merusak tata ruang kota. Dengan berbagai iming-iming akan adanya alokasi untuk mencari nafkah, namun setelah digusur, pemerintah tidak menepati janjinya untuk mengusahakan tempat bagi mereka yang mencari nafkah menjual di pinggiran-pinggiran jalan, belum lagi kasus perburuhan oleh pengusaha yang mem-PHK buruhnya, mengupah buruhnya dengan upah yang jauh dari kata layak, kaum tani dirampas tanahnya, dst..dst.., maka harapan rakyat kecil untuk mendapatkan kesejahteraannya kian jauh dari harapan. 

Menyikapi hal-hal mengenai kaum borjuis, buruhlah dan hanya kaum buruh yang bisa mengimbangi kekejian mereka dan ditambah persatuan rakyat. Buruh dan mahasiswa yang silih berganti melakukan perlawanan dan penentangan dengan melakukan orasi mereka dengan membawa keluhan rakyat untuk diungkapkan dijalan dan diperdengarkan buat pemerintah. Namun perlawanan dan menentangan yang dilakukan oleh kaum buruh dan mahasiswa tetap saja mereka (kaum brjuis dan pemerintah) tetap buta dan tutup telinga dengan perlawaan buruh dan mahasiswa. Tak ada jalan lain kecuali buruh harus berbenah diri, menambah massa dan membangun kekuasaan politik dan melakukan pendidikan politik klas buruh dimanapun. Kecerdasan klas buruh haruslah menjadi harga mati demi kesejahtraan kaum buruh dan rakyat tertindas pada umumnya. 

Marilah kaum penggerak, untuk menguatkan dan memperluas barisan kita, mengongohkan perlawanan dan kekuatan sayap kiri kita demi Indonesia sejahterah. Klas buruh yang cerdas adalah pembuktikan atas kebenaran harus disuarakan, kita tidak boleh lengah dan tinggal diam dengan penindasan ini. Melakukan gerakan dan perlawanan sebagai jalan kita menuju satu prestasi besar yaitu revolusi kaum buruh, dan kaum tertindas lainnya menuju kekuasaan ditangan rakyat. 

Kaum buruh dan rakyat tertindas itu besar, bahkan akan lebih besar lagi jika keduanya disatukan. Pucuk masalah dari penindasan yang ada di negeri ini, terlahir dari ketidak pedulian pemerintah terhadap rakyatnya, dan hanya segelintir orang yang ada dalam kata sejahterah yaitu kaum pemodal. Kaum pemodal-lah yang semakin terbahak-bahak dengan apa yang mereka rasakan dan telah merak rampas. Pemerintah telah terkunci dengan uang yang dimiliki para pemodal, bukan hanya pemodal dalam negeri namun juga pemodal asing. 

Investasi yang ditanam dalam negeri kita snagatlah banyak, dan bahkan sulit untuk dihentikan karena pemerintah sendiri yang memberikan ruang besar buat mereka, bahkan undang-undang penanaman modal buat asing tidak ada pungutan pajak. Inikah yang dinamakan Indonesia telah merdeka? 

Hanya sekedar kata saja Indonesia telah merdeka, terbukti pada hari-hari yang lalu telah beberapa pemerintah yang telah berkuasa di Negara ini hanya bapak Soekarno-lah yang telah banyak memberikan yang seharusnya buat rakyat Indonesia. Hanya Soekarno yang berani menentang asing untuk mengusai kekayaan alam Indonesia. Seperti kata Bung Karno “Indonesia akan berdiri diatas kakinya sendiri dan hanya rakyat Indonesia yang akan Berjaya diatas bumi pertiwi ini”. Para kapitalis asing sangat marah dengan statemen yang dikeluarkan oleh Soekarno saat itu namun, itulah yang harus dilakukan demi menyelamatkan Indonesia dari penindasan kaum kapitalis-imperialis yang tidak akan pernah ingin mensejahterahkan rakyat Indonesia.

Kekhawatiran Bung Karno atas penindasan Negara asing atau kaum kapitalis ini telah terbukti, dan sanagat nampak hari ini, dimana penjajahan, dan penindasan atas rakyat Indonesia masih tersa memilukan. Akankah ini terus menerus berlanjut? Sebagai penggerak pasti kita akan mengatakan “TIDAK”. Kaum buruh tidak akan tinggal diam menyaksikan ke egoisan para kaum pemodal dan pemerintah pro modal, dan akan terus bergerak dan melawan serta meningkatkan kesadaran rakyat untuk berorganisasi dan menjalankan pendidikan perburuhan yang ber kesadaran klas. “Rakyat sejahtra buruh berkuasa” kembalikan Negara ini pada polanya sendiri, dan jangan berpatok pada asing dan kaum pemodal lainnya.

Dari tahun berganti tahun, sejak sepeninggalnya Bung Karno, pemerintah negeri ini tidak lagi berada pada jalannya sendiri, justru terkontrol oleh asing, pasar bebas dibuka dimana-mana, para pemodal luar Indonesia berdatangan untuk melakukan kerjasama dengan satu kata saling menguntungkan. Indonesia memiliki upah buruh termurah, para investor sangat tertarik dengan upah buruh murah ini, mahasiswa bergejolak menentang pemerintah dengan berbagai tuntutan, disamping merekab (para mahasiswa) ribuan buruh juga ikut menentang cara-cara pemerintah mengolah pemerintahan negeri ini tanpa memikirkan nasib rakyatnyanya. Dengan adanya perlawanan kaum buruh dan mahasiswa, pemerintah dengan kekuatan militernya,merepresif rakyat yang melawan serta mengadu domba rakyat. Buruh mahasiswa dan militer adalah rakyat negeri ini, mereka hanya dibedakan dengan profesi masing-masing. Mahasiswa dan buruh bersatu sedangkan militer harus melindungi pemerintah. Apapun perintah para pemimpin Negara mau tidak mau, suka atau tidak suka, positif atau negative, militer harus bergerak mengamankan dan mensterilkan masalah. Tuntutan demi tuntutan diabaikan penguasa hari ini, seakan memancing gerakan yang lebih besar lagi, licik dan sangat keji mereka menindas rakyat negeri sendiri.

Pemerintah negeri ini sangatlah lemah, bahkan saking lemahnya, hukum Negara kita ini bisa dibeli. Bayangkan saja, hukum bisa dimainkan, dikontrol dengan uang. Apa jadinya Negara ini kedepan..??? secepatnya harus dilakukan gerakan-gerakan besar, menyatukan buruh dan mahasiswa dan rakyat tertindas keseluruhannya menentang secara bersama-sama menentang kaum imperialisme. Mari bersama-sama berjuang dan mendorong tujuan besar kaum revolusioner dan menciptakan Negara SOSIALIS.

***
Ditulis dimakassar oleh: Hamka (Anggota Gabungan Serikat Buruh Nusantara-GSBN), 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar, mengkritik, di kolum dibawah dengan komentar-komentar serrta kritikan yang ilmiah. study, organisasi, dan revolusi. salam muda kerakyatan, salam sosialisme