Diskusi: Menyambut dan Melanjutkan Perjuangan Perempuan dalam Perspektif Klas

Selasa, 08 Maret 2016


Menyambut dan Melanjutkan Perjuangan Perempuan
dalam Perspektif Klas
(Komite Perjuangan Perempuan Samarinda)

Pada tanggal 8 maret2016, komiteperjuangan perempuan kota samarinda mengadakan diskusi mengenai asal-usul penindasan perempuan, dan bagimana kapitalisme menghisap perempuan dantugas-tugasgerakan perempua hari ini.

Momentum ini sebagai upaya penghidupan kembali gerakan perempuan berspektif klass etelah di berangus gerakan perempuan dan gerakan rakyat lainnya di Indonesia pada tahun 1965. Kemenangan kecil reformasi tahun 1998 seharusnya dimanfaatkan sebaik mungkin oleh gerakan perempuan dan gerakan rakyat.

Didalam pendiskusian yang sedang berlangsung, rieke, kawan sarinah GMNI menuturkan bahwa perempuanlah yang berhasil membangun peradaban baru bagi umat manusia, perubahan fase dari berburu dan meramu menuju peternakan dan pertanian. hal ini adalah atas jasa perempuan. Binatang-binatang buruan yang berhasil ditangkap dan tidak mati, oleh para perempuan dipelihara dan di ternakkan. Dan tumbuhan yang setelah mereka makan kembali hidup pun dicoba untuk ditumbuhi kembali. Maka fase pertanian pun muncul. Saat itu lah matrialkal mulai berkembang, dimana garis keturunan dihitung dari garis ibu. Namun matrialkal tersebut lambatlaun digeser oleh system patriakal.Perempuan di dorong hanya mengurusi urusan domestik dan bereproduksi untuk menghasilkan tenaga kerja baru bagi pertanian dan pertemanan. Maka fase masyrakat ber-klas pun dimulai,  dimana bukan kerja sosial yang terjadi melainkan kerja penghisapan tanpa apapun,yang terjadi hingga kini.

Diskusipun disambut oleh kawan Desidari KPO-PRP dia mengatakan bahwa “Kapitalisme terkecil adalah keluarga, lewat keluarga sistem mengontrol rakyat lewat aturan- aturan yang tak kasat mata melalui kedua orangtua dan pasangan. Kapitalisme berkerja keras memposisikan perempuan itu terendah, nomor 2, karna jika perempuan sadar bahwa ia adalah kekayaan utama sistem kapitalisme, lewat fungsi reproduksi tenaga kerjanya, maka matilah kapitalisme. Bayangkan saja apabila perempuan memiliki kesadaran akan ekopol, ketertindasannya dan posisinya dalam rantai kapitalisme hari ini. Ia akan menolak memberikan keturunannya bagi kepentingan kapitalisme melainkan bagi kepentingan perjuangan klas. Otomatis kapitalisme tidak memiliki lagi generasi selanjutnya untuk menjadi tenaga produksi”.

Kapitalisme masih mengurung perempuan dalam kerja rumah tangga karena kerja ini adalah kerja gratis, kerja yang tidak dibayar. Kapitalisme membutuhkan buruh yang terawatt dan juga bias berkembang biak. Tugas perawatan dan perkembang-biakan ini jatuh di pundak perempuan. Diaharus merawat suaminya, supaya bias terus kerja di pabrik. Dia juga harus melahirkan dan lalu membesarkan anaknya sebagai generasi pekerja seterusnya. Dalam kapitalisme, oleh karenanya, tugas perempuan ini sangat krusial.

Perempuan dan laki-laki tidak boleh memisahkan diri dalam berjuang tetapi mereka harus bersama-sama menumbangkan system kapitalisme ini. Perempuan tidak bias berjuang sendiri begitupun dengan laki-laki. Maka mereka harus membangun kekuatan bersama, membangun kekuatan dari sektor-sektor lain untuk mencapai revolusi tersebut.
Komite perjuangan perempuan akan kembali bertemu pada hari Rabu, 9 Maret 2016 pukul 20.00 untuk mendiskusikan apa saja tugas-tugas gerakan perempuan selanjutnya. Dan juga mengembalikan dinamika gerakan perempuan khusunya di samarinda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar, mengkritik, di kolum dibawah dengan komentar-komentar serrta kritikan yang ilmiah. study, organisasi, dan revolusi. salam muda kerakyatan, salam sosialisme