LBH - MAKASSAR,
WALHI SULSEL, SP Anging Mamiri, FOSIS UMI, MAPALA UMI, SRIKANDI SULSEL PRAMUKA
Peduli UNHAS, AMUK, FIK ORNOP SULSEL, GERTAK Sinjai, ACC Sulawesi, Tomanurung
Sinjai, SRIKANDI BEM Fakultas Pertanian UMI, LAPAR SULSEL, PEMBEBASAN, NDC
STMIK, FMK, MARS SULSEL, KPO PRP, FMD-SGMK
PERINGATAN
HARI BUMI SEDUNIA/22 April 2015
Bumi
yang merupakan tempat pijakan dan keberlangsungan hidup semua mahluk Tuhan dari
berabad-abad lalu tercatat dalam sejarah selalu di eksploitasi demi memenuhi
keserakahan segelintir orang. Pengrusakan lingkungan terjadi hampir di seluruh
dunia, mulai dari polusi udara, pencemaran laut, hingga pengrusakan besar -
besaran pada tanah yang seyogyanya menjadi sumber produksi. Hal inipun juga
berimplikasi kepada terampasnya hak - hak ekonomi sosial budaya (EKOSOB)
masyarakat kecil, laki - laki dan perempuan yang sebagian besar menyambung
kehidupan melalui cara Agraris (Pertanian).
Hal
ini terjadi di beberapa daerah di Sulawesi Selatan, seperti terjadinya
perampasan tanah milik warga di kecamatan Polongbangkeng, Kabupaten Takalar
yang menjurus kepada konflik agraria antara petani Polongbangkeng dengan Pabrik
Gula Takalar yang dikelola oleh PTPN XIV yang terjadi sejak tahun 1973.
Permasalahan
eksploitasi Karst di kabupaten Maros, yang rencananya akan dibangun pabrik
semen milik PT. Conch dari Tiongkok justru memperparah dan semakin mendukung
kerusakan lingkungan. Akibat Pengrusakan karst akan menyebabkan krisis ekonomi
warga serta menjadi ancaman bagi keberlangsungan masyarakat lokal yang ada
disekitar Karst.
Di
kota Makassar, Kebijakan pemerintah terkait reklamasi Pantai yang berpotensi
hilangnya sumber penghidupan Masyarakat Pesisir Propinsi Sulawesi Selatan yang
hampir setengahnya merupakan kawasan hutan, jika tidak dikelola dengan baik
akan berpotensi sebagai wilayah penyumbang emisi dengan resiko deforestasi
akibat kerusakan hutan, kebakaran lahan dan alih fungsi kawasan hutan. Di sisi
lain, juga menjadi propinsi yang memiliki kerentanan tinggi atas dampak perubahan
iklim, yang salah satunya karena dikelilingi oleh kawasan pesisir dan juga
penumpukan ekonomi pada sektor pertanian. Hal ini menunjukkan juga tingginya
kebutuhan masyarakat Sulawesi Selatan terkait adaptasi perubahan iklim. Apalagi
dampak perubahan iklim paling besar dirasakan oleh perempuan.
Korupsi sumber daya
alam terjadi pada umumnya di sector perizinan tambang melalui kongkalikong
antara Penguasa Modal-Pemerintah. Selain itu, beberapa regulasi (UU) yang
liberal juga menjadi masalah prioritas, semakin mengafirmasi tindakan
perampasan lahan, eksploitasi tambang, serta pengalihan fungsi lahan petani
yang dialokasikan pada sector industri dan perkebunan. Adanya beberapa
rancangan undang-undang (RUU) yang masuk dalam Program Legislasi nasional
(PROLEGNAS) seperti RUU Perubahan Minerba RUU Pertanahan juga perlu diawasi
bersama.
Berdasarkan pertimbangan diatas,
maka kami dari beberapa lembaga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli
Bumi (AMPIBI) memperingati hari Bumi dengan tema “APPALA DOANG RILINOA
(Doa Untuk Bumi)” sebagai bentuk refleksi dan aksi kita terhadap
permasalahan lingkungan serta berbagai macam konflik yang hadir karena adanya
kebijakan yang tidak berperspektif lingkungan dan gender.
Berdasarkan hal tersebut diatas,
Aliansi Masyarakat Peduli Bumi (AMPIBI) mendesak sebagai berikut :
1. Selamatkan
KARST Kita di kab. Maros
2. Stop
Reklamasi kawasan Pesisir Makassar
3. Usut
tuntas Korupsi Sumber Daya Alam
4. Hentikan
proyek Infrastruktur yang merusak lingkungan
5. Hentikan
Donor pendanaan yang merampas Hak – hak Hidup Rakyat
6. Mendorong
pelaksanaan Pertanian Alami ramah Lingkungan
7. Wujudkan
Reforma Agraria Sejati berbasis Gender
8. Tolak
Kebijakan Liberal tidak berbasis lingkungan
9.
Laksanakan Nota Kesepakatan Bersama antara KPK
dengan 12 Kementrian/kelembagaan terkait Penyelamatan Sumber Daya Alam.
Demikian Siaran Pers kami sampaikan
dan apabila hal tersebut tidak segera ditindak lanjuti, maka kami akan terus -
menerus melawan dan melakukan aksi besar - besaran.
Makassar, 22 April 2015
ALIANSI MASYARAKAT
PEDULI BUMI
(AMPIBI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar, mengkritik, di kolum dibawah dengan komentar-komentar serrta kritikan yang ilmiah. study, organisasi, dan revolusi. salam muda kerakyatan, salam sosialisme