Kami Pemuda dan Pemudi
Indonesia mengaku, bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan! Kami Pemuda dan Pemudi
Indonesia mengaku, berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan! Kami Pemuda dan Pemudi
Indonesia mengaku, berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan!
Dasar dari semangat
sumpah pemuda yang jatuh pada tanggal 28 oktober tahun 1928 adalah dasar dari
kesadaran kaum muda untuk bersatu dan membebaskan diri dari belenggu penjajahan
yang berlangsung saat itu. Tak terkecuali, hal-hal mengenai kesukuan, agama,
ideologi, bahasa, maupun budaya menjadi hal yang terbelakang kemudian
dikarenakan semangat persatuan yang muncul atas nama kebangkitan Nasionalisme
Indonesia.
Berbagai macam embrio
terbentuknya organisasi nasional seperti Syarekat Priyayi, Perhimpunan
Indonesia, Partai Nasionalis Indonesia, Syarekat Islam, Partai Komunis
Indonesia, Boedi Oetomo, dan sebagainya adalah merupakan hasil dari inisiatif
dan kemandirian kaum muda. Sehingga modal keberanian, intelektualitas, dan
bersatunya gerakan pemuda dengan rakyat menjadi senjata bagi kaum muda untuk
melakukan perubahan kala itu.
Namun, jika berkaca
pada kondisi dan situasi hari ini ditengah gempuran Kapitalisme dan hilangnya
tanggung jawab Negara terhadap kepentingan ekonomi, politik, budaya, dan lain
sebagainya menjadikan kaum muda terlarut dalam heningan akan kepentingan yang
sempit seperti mengikuti kekuasaan elite, pertikaian yang mengakibatkan
kekerasan (tawuran), individualistik, hedonis, konsumerisme dan sebagainya.
Tidak bisa dipungkiri, budaya yang berkembang tersebut menghampiri kaum muda
untuk saat ini. Hal tersebut jika terus menghampiri dan berkembang, maka akan
memunculkan kemunduran bahkan hilangnya semangat, keberanian, intelektualitas
yang melekat pada diri kaum muda sebelumnya.
Semangat yang melekat,
pengakuan sebagai bangsa, tanah air, dan bahasa yang satu dapat kemudian
dijadikan ruh untuk kembali menyatukan gerakan pemuda yang hari ini lebih dari
sekedar dimerosotkan perannya oleh mereka-mereka yang tidak bertanggung jawab
atas kepentingan para penindas. Sistem yang dibangun oleh mereka-mereka yang
tua, meredamkan, bahkan mengacaukan, busuk, dan merusak bukanlah muncul yang
hanya sekali ataupun dua kali hadir untuk meredam semangat berlawan kaum muda, akan tetapi sudah berkali-kali dan hingga saat ini
masih berlangsung. Untuk itulah, kaum muda harusnya kembali menyusun kekuatan,
meneguhkan sikap, melanjutkan perlawanan yang lebih gigih terhadap Kapitalisme beserta
macam variasinya terhadap penindasan yang selama ini muncul di tengah situasi
rakyat. Sebagai seorang Pemuda/i yang sadar, bahwa selama Kapitalisme bercokol
di muka bumi ini maka selama itu pula lah penindasan akan selalu ada dengan
berbagai sistemnya, seperti Neoliberalisme yang mengakibatkan tingginya angka
penggangguran, biaya pendidikan dan kesehatan mahal, pencabutan subsidi,
privatisasi akan sarana publik beserta sumber daya alam, dan sebagainya
merupakan bentuk kerakusan dari sang penindas.
Tidak ada kata dan langkah yang diam bagi kaum muda dengan sistem yang muncul tersebut, karena kaum muda
lahir, tumbuh, berkembang, dan dapat memimpin dari semangat anti terhadap
penindasan bukanlah lahir begitu saja, akan tetapi melalui proses yang cukup
serius dalam perkembangannya melawan arus penindasan. Gerakan itu haruslah
lahir dan berkembang hingga saat ini berdasarkan pembangunan persatuan pemuda
progresif revolusioner dengan menjaga independensinya bersama gerakan rakyat
hingga tampuk kekuasaan, bukan berada pada elite-elite penguasa ataupun pemodal
akan tetapi berada dibawah panji-panji kekuasaan oleh rakyat yang tertindas
selama ini, karena tidak ada jalan lain selain membangun persatuan gerakan
pemuda yang dapat mengantarkan klas-klas tertindas tersebut ke depan pintu
gerbang kemenangannya. Oleh karena itu, mari
bangun persatuan kaum muda (Pelajar, Mahasiswa, Pengganguran) sebagai persatuan
yang maju, berani dan mempunyai rasa kolektifitas akan sebuah perjuangan yang
berarti! Hidup kaum muda progresif revoluisoner!
28 Oktober 2014
Daniel
Pay Halim
Koor.umum
Sentra
Gerakan Muda Kerakyatan (SGMK)
Email
: muda.kerakyatan@mail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar, mengkritik, di kolum dibawah dengan komentar-komentar serrta kritikan yang ilmiah. study, organisasi, dan revolusi. salam muda kerakyatan, salam sosialisme