HARI PENDIDIKAN 2 MEI 2015 REVOLUSI PENDIDIKAN, Langkah demi langkah MENUJU SOSIALISME DUNIA

Senin, 04 Mei 2015

HARI PENDIDIKAN 2 MEI 2015
REVOLUSI PENDIDIKAN,
Langkah demi langkah MENUJU SOSIALISME DUNIA
oleh : Romi (GMNI Samarinda)


 Momentum  hari pendidikan tanggal 2 mei 2015, rasanya akan memperlihatkan dan mengingatkan kita kepada sistem pendidikan yang ada di indonesia, yang ternyata kriteria pendidikan yang berkualitas seakan-akan belum hadir di wajah pendidikan yang ada di indonesia, mulai dari semakin mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengenyam pendidikan  sampai kepada tidak berkualitasnya sistem pendidikan saat ini yang hanya mampu mencetak tenaga kerja standar bukan mencetak ilmuan-ilmuan yang berkualitas. Hal ini terbukti ketika kita mengingat kembali di tahun-tahun sebelumnya dimana pada tahun-tahun tersebut masih ada wajah-wajah para pelajar indonesia yang mampu bersaing dalam olimpiade-olimpiade akademic di tingkat nasional bahkan internasional. Sekarang wajah-wajah tersebut tampaknya hanya akan menjadi kenangan indah. Karena wajah-wajah tersebut sudah tidak memiliki generasi yang lebih baik bahkan yang sama pun sudah tak terlihat lagi. Dalam kondisi yang seperti ini kita akan kebingungan ketika mencari siapa yang salah, apakah si pelajar, apakah si pengajar, ataukah kurikulum pembelajaranya. Sudah bertahun-tahun rasanya kita menyuarakan hal yang sama pembenahan,pembenahan dan pembenahan , akan tetapi telinga orang-orang yang seharusnya bertanggung jawab dalam merealisasikan hal itu sudah tertutup dengan rapat, dan pada akhirnya mulut yang bersuara tersebut akan lelah dan diam menikmati kondisi carut marut tersebut.

Kondisi yang di sebutkan diatas sangat jelas terlihat di universitas pencetak tenaga kerja murah ini universitas mulawarman. Sistem keamanan yang bobrok yang mengakibatkan terjadinya korban pembacokan dua orang  mahasiswa salah satu  fakultas   yang ada di unmul beberapa hari yang lalu. Bahkan Petugas keamanan yang tidak berkualitas yang kerjanya hanya buka tutup pagar, tidak mampu menjawabi kondisi keamanan di kampus kita ini. Fasilitas yang kurang memadai juga semakin mendukung kebobrokan kampus unmul ini. Hal ini terbukti di beberapa fakultas masih ada yang menggunakan fasilitas dari APBD tahun 2004, apakah pihak universitas tidak mampu meng upgrade fasilitas yang ada sehingga kita harus menggunakan fasilitas yang harusnya dimusiumkan tersebut, padahal UKT atau uang kuliah tunggal yang di bayar oleh mahasiswa di tiap semester sudah tergolong sangat mahal. Proses blajar mengajar pun masih terbilang sangat tidak efektif, selain mahasiswa harus berdesakan karrena kondisi kelas yang sempit dan dihuni oleh puluhan orang ditambah lagi kondisi kelas yang panas, tenaga pengajar pun bisa di bilang tidak efekti dalam sistem pengajaranya, masih banyak Tenaga pengajar yang bolos bahkan  kebanyakan curhat di kelas di bandingkan memberikan materi yang harusnya di terima oleh mahasiswa. Dan seluruh kondisi yang seperti itu harus di derita oleh mahasiswa tiap tahunya. Karena ketika mahasiswa menuntut apa yang menjadi haknya, pihak fakultas bahkan universitas hanya mampu memberikan janji dan janji. Bahkan lewat kata-kata mutiara  terkenalnya yaitu “ jangan pertanyakan apa yang diberikan oleh kampus kepadamu tapi pertanyakan apa yang telah kau berikan pada kampusmu” kata-kata ini membuka mata kita bagaimana pihak universitas sangat ngeyel, dan senang mempersulit mahasiswa. Dan sumber teori pun sangat tidak memadia terbukti mahasiswa harus tetap membayar atau membeli refrensi teori lain yang di anjurrkan dosen, padahal universitas sudah memiliki perpustakaan di tiap-tiap fakultas.

Melihat kondisi real yang ada , apakah kita sebagai mahasiswa yang terkena penderitaan tersebut hanya akan diam?  dan menunggu sistem yang salah itu membenahi dirinya sendiri, apa kah kta akan menitipkan nasib kepada lembaga-lembaga yang ada.? Seharusnya kita malu jika melihat kondisi separti itu kita masih apatis masih diam dan tak berbuat apa-apa. Pada tahun 1908 mahasiswa adalah salah satu elemen penting dari sejarah pejuangan rakyat indonesia. Mahasiswa ikut mengangkat senjata dalam mengusir penjajah, sedangkan kita bahkan mengangkat tangan kita tanda akan setuju dengan perjuangan pembenahan yang ada, kita masih dihantui oleh ketakutan akan rendahnya nilai IPK. Seharusnya kita malu jika kita masih berat untuk meninggalkan kampus untuk menuntut hak kita menuntut apa yang harusnya diberikan oleh kampus kepada kita. Sikap apatis terhadap keadaan dan kondisi yang ada adalah hal yang paling ditentang para founding father kita, para founding mother kita, para bapak revolusi kita, para bapak pendidikan kita dan pada bapak bangsa kita. Kualitas pendidikan yang layak dan  murah, mari bergabung dan ikut menentukan apa jalan yang terbaik untuk pendidikan kita  sudah sepatutnya kita dapatkan sebagai rakyat indonesia. Di momentum hari pendidikan ini mari bergerak dan menuntut apa yang menjadi hak kita, mari mendeklarasikan revolusi pendidikan lebih baik, pendidikan bukanlah hal yang harus diperjual belikann pendidikan yang layak sudah sepatutnya diterima oleh seluruh rakyat indonesia secara GRATIS dengan kualitas yang baik!!! REVOLUSI PENDIDIKAN langkah demi langkah menuju SOSIALISME DUNIA.

Merdeka!!!




     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar, mengkritik, di kolum dibawah dengan komentar-komentar serrta kritikan yang ilmiah. study, organisasi, dan revolusi. salam muda kerakyatan, salam sosialisme