Sampai manakah gerakan para
kartini?
Oleh : desinataliamebang
21 April di kenang sebagai Peringatan
Hari Kartini, seorang yang telah mendorong maju para perempuan dimasa kolonial,
mendorong perempuan untuk mendapatkan pendidikan, menentang kawin paksa,
perjodohan dan segala hal yang menindas perempuan kala itu, membangun
sekolah-sekolah dimana.
Namun, gerakan Perempuan saat ini di dominasi
secara politik dan propaganda oleh Gerakan Feminis Liberal, ini merupakan dampak
dari dihancurkannya gerakan rakyat dan perempuan yang mencita-citakan
Sosialisme, termasuk di Indonesia. Setelah 1965-1966 isu mengenai masalah
perempuan, kampanye politik mengenai perempuan itu di kuasai oleh kelompok NGO,
dan kelompok feminisme Liberal lainya.
Hingga gerakan perempuan tidak jauh dari
program found yang tujuan utamanya hanya uang semata dan " agar
kapitalisme kelihatan BAIK". secara kasat mata kita tak dapat melihat itu
namun jika dilihat lagi Kapitalisme sungguh ahli, lihat saja para NGO yang
mengurusi masalah kekerasan seksual dllnya, itu dibayar oleh found, mau itu
IMF, Word Bank dkk , yang mereka juga aktor dari kekerasan seksual, dan
penindasan perempuan itu sendiri.
Tugas NGO hanya menjadi ADVOKAT rakyat, dan
mengatur perilaku masyarakat agar menganggap Negara atau Kapitalisme ini
baik dan peduli. setelah kasusnya selesai, selesai pula tugas mereka! dan
mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.
Maka Jawabannya ya tidak, tidak ada kapitalisme
yang baik, dimanapun ia berada dia selalu menghisap dan menindas.
Gerakan perempuan saat inj sangat jauh mundur
dibanding gerakan perempuan sebelum 1966, dimana gerakan itu murni untuk
memajukan perempuan dan terbebas dari belenggu kapitalisme yang
menghisapnya.
Demikian pula dengan politik feminismenya .
politik feminisme yang dijalankan sangat liberal "bebas tanpa
batasan" . Sosialisme dan Feminisme itu berbeda, walaupun Sosilaisme
selalu berkomitmen terhadap pembebasan kaum perempuan. Dalam pandangan
Feminisme khususnya feminisme liberal, didalam kehidupan bermasyarakat yang
menjadikan perempuan tertindas dan menjadi klas kedua, itu adalah laki-laki,
yang kemudian disebut Partiaki (kekuasaan laki-laki). Dimana laki-laki lah yang
berkuasa dan perempuan tunduk pada kekuasaan laki-laki. Bahkan sebagai manusia
perempuan tidak punya hak akan tubuh dan seksualitas mereka sendiri, maka dari
itulah landasan mereka untuk berjuang, memperjuangkan apa yang menjadi haknya
dan mengakhiri kekuasaan laki-laki terhadap dirinya.
Namun Sosialisme tidak dapat memandang
penindasan terhadap perempuan dengan demikian, dengan menjadikan laki - laki
sebagai “rival” yang harus perempuan kalahkan agar dapat “bebas merdeka”. Namun
Sosialisme meletakan persoalan penindasan perempuan dalam persoalan “klas” .
Mengapa demikian? Menurut pandangan Sosialis, penindasan laki-laki terhadap
kaum perempuan muncul dari kepemilikan pribadi dan masyarakat klas. ini yang
dikatakan Engels dalam bukunya asal–usul keluarga, kepemilikan pribadi dan
negara yang mengatakan ‘ekploitasi kelas dan penindasan seksual atas perempuan
lahir bersamaan dengan tujuan melayani kepentingan sistem kepemilikan pribadi.
Dimana itu berawal saat kehidupan manusia
memasuki fase “agriculture” atau bercocok tanam. Dimana pada fase sebelumnya
yaitu yang kita kenal dengan Komunal primitif, manusia hidup tidak mengenal
kepemilikan pribadi dan tidak mengenal perbedaan klas. Perempuan dan laki -
laki bersama - sama terlibat dalam proses produksi berburu dan meramu dan
dengan kedudukan yang setara dan sejajar.
Dengan munculnya kepemilikan pribadi atas alat
produksi dan masyarakat klas telah menyingkirkan kaum perempuan dari proses
produksi dan melemparkannya kepada pekerjaan-pekerjaan domestik
(kerumahtanggaan). Oleh sebab itu kebebasan perempuan direnggut, dan dirampas. Kesetaraannya
dengan laki-laki dihancurkan. Oleh sebab itu, sangat jelas bagi kaum Sosialis,
bahwa pembebasan perempuan tidak dapat dipisahkan dari perjuangan klas, untuk
mengakhiri kepemilikan pribadi atas alat produksi dan masyrakat klas, menuju
masyarakat Sosialisme.
Terpatahnya Logika Feminisme Liberal dan
saudara-saudaranya
Saat ini baik perempuan maupun laki-laki, kita
sedang hidup dan berkembang biak dalam tatanan Kapitalisme. Kemajuan dari
sistem ini mendatangkan perubahan yang besar bagi perempuan, yang pada
masyarakat perbudakan dan masyarakat feodal kaum perempuan disingkirkan dari
proses produksi dan menempatkan mereka dalam posisi yang bergantung sepenuhnya
pada laki-laki. Didalam masyarakat kapitalis perempuan dikembalikan lagi
kedalam proses produksi itu untuk memenuhi permintaan pasar. Sekarang kita
dapat temui perempuan bekerja, dipabrik, dikantor, diperusahaan, bahkan ada
yang menjadi presiden. Dan bahkan ia mendapat kekebasan diri atas tubuhnya itu
terlihat perempuan diera Kapitalisme ini, hidup bebas, wanita karir, merokok,
kebebasan orientasi seks, yah setara dalam logika yang sangat liberal. Dengan
demikian jika mengunakan logika dari feminis liberal, maka basis material
terhadap penindasan kaum perempuan telah lenyap dengan kemajuan Kapitalisme itu
sendiri.
Namun Sosialisme memandang tidak demikian,
kemajuan yang diberikan Kapitalisme kepada perempuan adalah hal yang sangat
bebas tanpa batasan sama sekali. Dalam masyarakat kapitalis tidak ada yang
namanya hanya laki-laki saja yang menindas perempuan, ada juga perempuan yang
menindas laki-laki. Dalam sistem Kapitalisme bukan pertentangan antara
perempuan dan laki-laki yang membuat penindasan itu ada, namun ada klas yang
menindas yaitu Borjuasi/Emprialis ada klas yang ditindas yaitu klas Proletar.
Yaitu soal kepemilikan atas alat produksi , apakah dimiliki secara pribadi atau
komunal (bersama). Jika dimiliki secara bersama dan hasinya dibagi rata sesuai
kebutuhan masing-masing maka ketidak adilan dan penindasan itu tidak ada.
Bahkan watak Partiaki itu hadir sebab kepemilikan pribadi. Tatanan masyarakat
yang didalamnya terdapat perbedaan klas (dengan kepemilikan pribadi atas alat
produksi sebagai basis materialnya) ini merupakan lahan yang subur bagi
kekuasaan laki-laki (patriarki) dan penindasan terhadap kaum perempuan itu
sendiri
Didalam masyarakat perempuan adalah (rahim )
dari kedua klas tersebut, seorang perempuan mampu berreproduksi ini alasan yang
digunakan kaum laki-laki pada saat memasuki fase agriculture dimana perempuan
dapat mencetak tenaga kerja (anak) sebanyak mungkin, untuk menjadi tenaga kerja
dilahan pertanian dan perternakan. Ini yang menjadikan Perempuan diletakan di
(Kasur, Dapur, dan Sumur), inilah awal munculnya watak Partiaki dalam kehidupan
manusia, dimana laki-laki yang tidak akan mengandung, mengambil alih pekerjaan
produktif yaitu bertani dan bertenak. Dan menjadi pemilik dari alat produksi
itu sendiri, karena ia yang mengerjakannya.
Jadi persoalannya bukan pada jenis kelamin mana
yang berkuasa, tapi klas mana yang berkuasa.Selama yang berkuasa adalah klas
borjuasi / Kapitalisme, dengan tatanan masyarakatnya, maka selama itu pula
penindasan terhadap perempuan dan tentu saja klas proletar tidak akan berakhir.
Perjuangan Klas menuju Pembebasan Perempuan
VISI SOSIALISME TERHADAP PEREMPUAN :
“pembebasan kaum perempuan tidak dapat dipisahkan dari perjuangan mengakhiri
kepemilikan pribadi dan masyarakat klas serta membangun masyarakat baru,
masyarakat Sosialis. Dengan perkataan lain, pembebasan kaum perempuan
terlaksana melalui perjuangan Sosialis.”
Lewat kutipan diatas yang disadur dari salah
satu artikel ini, tergambar jelas tanpa perjuangan klas atau sosialis maka
tidak akan pernah tercapai yang namanya pembebasan kaum perempuan.
Saat ini, ada banyak macam bentuk varian gerak
dalam gerakan perempuan yang ada, seperti Feminisme Liberal,Feminisme Radikal,
Feminisme Sosialis, dan berbagai macam varian gerak yang terdapat di gerakan
perempuan lainnya, akan tetapi apapun itu, hal yang paling tidak bisa kita
pungkiri bersama adalah hampir semua gerakan perempuan yang ada di Indonesia
meletakan perjuangannya hanya pada perjuangan normatif perempuan (kekerasan
seksual, dllnya) tidak meletakan pada perjuangan klas.
Sibuk mengkampanyekan Stop Kekerasan Seksual,
Kebebasan Seksual, bla bla bla, dari pada mengpropagandakan saatnya kaum
perempuan mau dari golongan apapun untuk belajar dan berjuang, mengorganisir
kesadaran , dan meletakan perjuangannya pada perjuangan klas. Kekerasan seksual
tidak akan pernah selesai selama isi kepala laki-laki tidak dipahamkan, dan
masih terkukung dalam kesadaran semu kapitalisme. Meletakan padangan dan
kesadaran perempuan dan laki-laki itu dalam rantai Kapitalisme, siapa kita dan
apa tugas kita.
Jadi meletakan Proganda dan Program politik
pada kontradiksi pokok dari masalah yang dialami diatas. Tidak ada tercapai
kebebasan, kesetaraan, perlindungan dan keamanan bagi perempuan selama sistem
kepemilikan masih dimiliki klas borjuis. Musuh kita bukan laki-laki! Tapi klas
yang berkuasa saat ini yaitu Klas Borjuasi.
Perempuan adalah Rahim dari kedua klas, jika ia
berkesadaran klas maka ia akan mengajarkan ke anak-anaknyanhal yang sama.
Begitupun sebaliknya. Tenaga kerja itu berasal dari seorang perempuan. Maka
sudah saatnya kepabrik -pabrik, kampus-kampus, kantor-kantor dllnya.
Memprogandakan mengenai Perempuan dan perjuangan klas. Dan membagun kesatuan
dan kekuatan yang koletif bersama klas proletar diseluruh dunia, maka
perjuangan menuju tatanan masyarakat yang damai, setara, adil dan tentram akan
terlaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar, mengkritik, di kolum dibawah dengan komentar-komentar serrta kritikan yang ilmiah. study, organisasi, dan revolusi. salam muda kerakyatan, salam sosialisme