Menelusuri kebijakan
jokowi dalam perjalanan satu tahunnya, terlihat banyak melenceng dari kampanyenya
sebelum menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia. Kasus-kasus
kriminalisasi, pembungkaman demokrasi, regulasi-regulasi yang di rancang dan
yang telah di tandatanganinya, merupakan santapan informasi setiap harinya dan
beraroma kepentingan kapitalisme-neoliberal.
Semakin kencangnya arus
deregulasi yang dilakukan rezim neolib Jokowi-JK dalam satu tahun berjalannya
kebinet kerja, Nampak dan jelas kesemuanya semata-mata demi menyesuiakan
kepentingan kapitalisme-neoliberal. Terbukanya ekonomi Indonesia pada mekanisme
pasar bebas, menimbulkan segala sesuatu tidak dapat di prediksi dan tidak dapat
di kontrol. Baru-baru ini kita mendapat kabar buruk dan merupakan pukulan telak
bagi perjuangan kaum buruh yang setiap tahunnya mengkonsolidasikan diri
membicarakan soal penetapan upah. Disahkannya Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)
tentang Pengupahan oleh presiden jokowi jum’at 23 oktober kemarin, merupakan
pil pahit yang mau tidak mau, suka atau tidak suka, harus ditelan kaum buruh
yang memperjuangkan upah kerja setiap tahunnya. PP tentang pengupahan
dinyatakan berlaku untuk penetapan upah tahun 2016 nanti, hal ini disampaiakan
langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan Muh. Hanif pasca disahkannya RPP
Pengupahan serta peninjauan KHL selama 5 tahun sekali.
Disahkannya PP
Pengupahan ini tentunya merupakan kebijakan penyesuaian (derugulasi) yang
merupakan syarat mutlak sistem ekonomi neoliberal demi kepentingan pengusaha
(kapitalis) untuk menekan upah buruh. Harus di ingat dan disebarluaskan bahwa,
penguasa (pemerintah) dan para pengusaha-pengusaha, merupakan dua sisi mata
uang yang berbeda namun sama, sama-sama menindas rakyat. Berbagai macam pembenaran
yang dilontarkan oleh mentri ketenaga kerjaan Hanif untuk mengesahkan PP
pengupahan ini seperti karena tingkat inflasi dan mengejar pertumbuhan ekonomi.
Namun, dalam logika pertumbuhan ekonomi yang bergerak pada mekanisme pasar
bebas dunia adalah hal mustahil pertumbuhan ekonomi akan bertahan lama. Kalaupun
berhasil, pertumbuhan ekonomi, sekali lagi dalam mekanisme pasar bebas
kapitalisme, tentunya bukan untuk kesejahtraan rakyat (buruh, tani, nelanyan,
kaum miskin kota dan desa), namun untuk kepentingan penguasa dan kapitalis
serta menjadi dana talangan jika suatu saat nanti akan terjadi badai krisis, dan
itu pasti akan terjadi, selama sistem ekonomi yang berlaku adalah sistem
ekonomi kapitalisme-neoliberalisme (pasar bebas).
Kepentingan Kapitalisme-Neolberal
yang tengah di jalankan oleh Rezim Jokowi dengan berbagai deregulasi yang dilakukan
pemerintah dan kartel partai elit politik, merupakan suatu bukti kerja nyata
atas kesetiaannya pada situan kapitalis internasional. Aturan hukum dalam
sistem kapitalisme-neoliberal bersifat menyeluruh kesemua sektor ekonomi,
politik, dan sosial budaya masyarakat Indonesia. Politik upah murah, sistem
kerja kontrak dan outsoarching, dan pemberangusan serikat buruh (union busting) pada kaum buruh,
perampasan tanah, pada kaum tani, penggusuran pada kaum miskin kota, dan pendiidkan
mahal, serta tidak adanya ketersediaan lapangan pekerjaan pada kaum
pemuda/mahasiswa, semuanya ini merupakan kebijakan neoliberalisme yang tengah
dijalankan secara konsisten pemerintah. Cengkraman neoliberalisme ini akan
terus menguras sisi kehidupan rakyat tertindas jikalau rakyat tidak mau
merubahnya dengan menyerukan persatuan perlawanan terhadap sistem
neoliberalisme dan para partai elit politik pendukungnnya. Nah, bagaimana
menyatukan gerakan itu? serta taktik dan strategi apa yang harus dilakukan
untuk menghentikan cengkraman neoliberalisme itu?
Dengan berbagai ragam
perlawanan terhadap sistem yang berjalan ini, terlihat eksklusif dan monoton,
tidak ada kemajuan gerakan secara progress terlihat. Buruh bergerak sendiri,
petani melawan sendiri, pemuda melawan sendiri, kaum miskin kota melawan
sendiri, semuanya dengan sendiri-sendiri, kalaupun ada suara persatuan itu
hanya slogan, atau menjadi status di media sosial. Sementara, musuh yang terlihat
berbeda di setiap sektor pergerakan ternyata wajah dan tingkah lakunya sama dan
sedang dan selalu mengkonsolidasikan diri. Tentunya bukan hal yang gampang
untuk menyatukan gerakan, namun persatuan itu juga jangan hanya menjadi slogan,
menjadi status media social semata namun, itu harus di kerjakan secara sbar dan
terorganisir. Butuh kesabaran dan ketabahan serta keuletan dalam menjalainya. Kita
dalam cengkraman kapitalisme-neoliberal secara bersama-sama, maka harus dilawan
secara bersama-sama pula.
Karena cengkraman kapitalisme-neoliberal
disegala sisi kehidupan rakyat, baik itu buruh, tani, nelayan, KMK dan pemuda/mahasiswa,
maka dibutuhkan suatu persatuan gerakan perlawanan menentang dan mengubah
tatanan lama menuju tatanan baru. Kapitalisme-neoliberal merupakan musuh
bersama rakyat tertindas dan merupakan tatanan lama yang harus dirombak serta
digantingan dengan kekuasaan rakyat tertindas, dan dikontrol rakyat tertindas. Mendorong
demokrasi sejati yang bukan dari rakyat untuk penguasa dan pengusaha
(kapitalis), namun demokrasi sejati itu dari
rakyat untuk rakyat. Tugas seorang pemuda revolusioner adalah selalu
mengingatkan dan mendorong kesadaran serta mendorong kekuatan rakyat tertindas
pada kekuasaan politik.
Ditulis oleh Bustamin
Tato
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar, mengkritik, di kolum dibawah dengan komentar-komentar serrta kritikan yang ilmiah. study, organisasi, dan revolusi. salam muda kerakyatan, salam sosialisme