Statement Solidaritas
Mengecam Keras Tindakan Aparat Kepolisian Atas Aksi
Massa
Kaum Buruh Di Istana Negara
Salam Solidiraitas…!
RIP Demokrasi, Kembali
lagi rezim memperlihatkan kebengisannya dalam menghantam seruan-seruan hak
rakyat yang menuntut sebuah kesejahteraan yang memang sudah menjadi tugas dan kewajiban
bagi sebuah negara. Setelah beberapa aktivis buruh dan mahasiswa di tahun-tahun
sebelumnya di Bui dan di bunuh kemudian menghalalkan nyawa aktivis-aktivis tani
dan mengkriminalisasi aktivis-aktivis KPK, sore ini tepatnya 19:30 (Jum’at 30
Oktober)kembali lagi rezim memperlihatkan bahwa kekuatan Militerisme, represifitas dan kesewenang-wenangan adalah
segala- segalanya solusi bagi semua permasalahan.
Beberapa bulan
terakhir menjadi bulan-bulan perlawanan Buruh terhadap kebijakan rezim
jokowi-JK yang merangkum politik upah murah, paket ekonomi jilid I, II, III,
dan IV, yang pada akhirnya mengesahkan RPP tentang pengupahan yang kemudian
menjadi PP Pengupahan No. 78 / 2015.
Memperjuangkan
hak dan berjuang melawan setiap kebijakan yang tidak pro
terhadap Buruh dan rakyat adalah sebuah panggilan hati yang bagi kaum buruh itu
sudah menjadi sebuah keharusan. Tapi apa jadinya jika harus dihadapkan pada moncong
senjata serta barisan aparat dengan tameng-tamengnya.
Itulah yang
dialami oleh buruh dan beberapa unsur lainnya sore ini di depan istana negara.
di hadapkan pada moncong-moncong senjata dan mobil water canon yang siap saja
merobohkan pagar manusia yang di buat oleh buruh. buruh (notabenenya berperan
penting dalam laju ekonomi)
hanya
meminta sedikit dari haknya yang telah dirampas oleh penguasa, namun harus
menerima pukulan keras dari aparat yang bersiaga di depan istana, pemukulan,
gas air mata, pengrusakan perlengkapan aksi harus di terima tanpa perlawanan.
- Mendukung sepenuhnya perjuangan buruh dalam muntut pencabutan PP Pengupahan No. 78 / 2015
- Mengecam tindakan represif dari aparatur negara yang dengan bengisnya memukul mundur massa aksi, merusak mobil komando massa aksi,
- Bebaskan 23 Orang aktivis buruh dan 2 Orang dari Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.
- Rezim Jokowi-JK adalah Rezim Neoliberal, Rezim anti gerakan rakyat, Rezim anti demokrasi
Beberapa
aktivis buruh diamankan polisis seperti Pak Pujo (SPMI), Azmir Zahara (FPBI),
Lanang Jagad dan Gadis Merah (FBLP) merupakan kaum buruh yang berani, tiada
pamrih, di dalam setiap aksi buruh. Mereka mata air inspirasi. Kami mendukung
kalian, terus berjuang.
Azmir
salah satu yang ditahan dan masih di BAP hingga jum’at malam ini, sepertinya
Pak Pujo juga. Demikian juga Dian Septi Trisnanti, pengelola Radio komunitas
marsinah FM salah satu dari teman2 buruh yang ditahan.
Berikut
nama-namanya:
- Tigor Gempita Hutapea LBH Jakarta
- Obed Sakti Andre Dominika LBH Jakarta
- Dian FBLP
- Asmir FPBI
- Jaro FSPMI Bekasi
- Galitha FSBTPI
- Sitar FSBTPI
- Sari FSBTPI
- Wildan SPSI Karawang
- Yani SPSI Karawang
- Supomo SPSI Karawang
- Wandi FSBTPI
- Wahyuni SPSI Karawang
- Mingfon FSBTPI
- Taufik FSPM Tangerang
- Hadi Riswadi SPN DKI Jkt
- Hasim FMK
- Ahmad Noval FSPMI Bekasi
- Lasmi FSPMI
Keterlibatan
militer di ranah sipil, penjagaan ketat prajurit loreng di pabrik-pabrik,
militer masuk kampus, kriminalisasi aktivis tani, hukum perburuhan, KPK,
mahasiswa dan masih banyak lagi, sudah menjadi bukti bahwa Militerisme sudah
mulai bangkit kembali dan otomatis demokrasi sudah mulai terancam dan akan
lebih pahit lagi. kedepannya persatuan dari semua unsur-unsur gerakan dan
pembangunan pahaman atas musuh bersama adalah sebuah kebutuhan pokok untuk
memperkuat barisan klas tertindas atau rakyat kecil dan membendung laju
militerisme serta melawan rezim yang membudak pada modal.
Jakarta, 30 Oktober 2015
KOMITE PERSIAPAN - SENTRA GERAKAN MUDA KERAKYATAN
(SERGAP, GPMM, GPMD, KOMPAK KERAKYATAN, FMD, GEMPUR
SIKKA, KOMA PROGRESIF, FKSP, GMD SUMUT)