Laman

Senin, 29 Desember 2014

PPMB Kisah Pemuda dan Upaya pembangunan ekonomi mandiri

Kisah Pemuda dan Upaya pembangunan ekonomi mandiri

“dari mana uangmu berasal dari situlah arah gerakmu ditentukan”
Persatuan Pemuda Mura Badak (PPMB) adalah sebuah organisasi pemuda lokal di kecamatan muara badak kabupaten kota Kutai Kertanegara. Kecamatan Muara badak adalah salah satu daerah yang  kaya akan sumberdaya alam khususnya di sector Migas, dan penyumbang APBD terbesar kedua di Kabupaten ini. Tapi sayang, dengan banyaknya sumberdaya alam yang terkandung di daerah muara badak, masyarakat sekitar tidak merasakan hasil dari sumberdaya alam tersebut dan tidak diberi kesempatan untuk bekerja di perusahaan pengeboran minyak dan gas di muara badak.  Menyadari bahwa mereka tidak bisa terus menggantungkan kehidupan ekonominya pada sector migas, para anggota PPMB berinisiatif untuk membangun ekonomi mandirinya sendiri dengan membuat usaha mandirinya berupa Budidaya ikan Lele dan angkringan bernama “Angkringan Sahabat Muda” dengan selogan “Angkringan anti Alcohol, Narkoba dan nge-Lem. Budayakan diskusi mengenai kemajuan Muara Badak.”.

Pembangunan usaha mandiri ini lahir, selain berkeinginan agar dapat mengatasi masalah kurangnya pekerjaan, hal ini juga upaya agar tidak selalu bergantung pada perusahaan-perusahaan migas yang ada. Menurut keterangan Rudi sekalu Ketua PPMB mengatakan usaha budidaya Ikan Lele dan Angkringan ini murni hasil dari Iuran dan kerjasama anggota – anggota PPMB.  Dan hasil kerajinan tangan anggota itu sendiri, mulai dari pembuatan Kolam dan lain – lainnya. Begitu juga dengan angkringan, segala sesuatunya dikerjakan  secara koletif. Dan bukannya hanya mendapat bantuan dari anggota – anggotanya saja, namum usaha ini juga mendapatkan bantuan dan dukungan secara suka rela dari masyarakat sekitar. Itu terbukti dari bantuan bibit ikan Lele, diberikan pinjaman lahan untuk tempat kolam ikannya, begitu juga angkringan diberikan lahan secara gratis tanpa dipungut biaya. Dan pada saat acara pembukaan angkringan mulai dari anak SD hingga orang tua hadir dan berpartisipasi.

Usaha ini bahkan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi pelajar – pelajar yang terjerat masalah ekonomi, dan terpaksa berhenti sekolah walaupun gajinya tidak sesuai UMK namun usaha ini sangat membantu . Tak sekadar mengumpulkan Dollar semata, usaha mandiri ini khususnya angkringan di buat sebagai wadah untuk berkumpul dan diskusinya para pemuda, buruh dan pelajar yang ada di Muara Badak. Ditengah para pemuda , dan pelajar yang berkehidupan liar ( mabuk, balapan, nge-lem, menyabu dllnya). Buruh yang hanya sibuk dengan pekerjaanya. Maka dengan angkringan ini, PPMB berupaya membangun budaya baru yaitu Diskusi dan Belajar, setiap minggunya diadakan diskusi dan bedah film di angkringan ini. Mulai dari masalah ketenagakerjaan, social,  hingga mulai mengenal peta perusahaan migas yang berada dikampungnya. Dan masih banyak lagi kegiatan positif yang dilakukan diangkringan ini.

Ada contoh baik dari PPMB yang bisa kita ambil. Pertama, sebagai organisasi pemuda lokal mereka memiliki sifat rasa nasionalisme yang besar, rasa cinta dan kepedulian terhadap Muara Badak yang berakibat mereka memperoleh dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat Muara Badak, karena masyarakat melihat bahwa PPMB adalah organisasi lokal yang paling berserius menuntut ketidak adilan di Muara Badak dan yang paling berserius memajukan Muara Badak hal ini terlihat dari seringnya mereka aksi menuntut PT.VICO INDONESIA (perusahaan migas di Muara Badak) masalah penduduk lokal yang menganggur karena tidak mendapatkan pekerjan, dan jika mendapatkan pekerjaan masyarakat sekitar hanya dipekerjakan sebagai Office Boy, Cleaning Service, dan Security dan jarang sekali masyarakat sekitar dipekerjakan sebagai operator mesin. Kedua, PPMB adalah organisasi pemuda yang berserius untuk membangun keuangan organisasinya secara mandiri tanpa intervensi dari pihak luar, karena menurut mereka dari mana uangmu berasal dari situlah arah gerakmu ditentukan. Ketiga, solidaritas dan semangat perjuangan para anggota PPMB adalah hal yang patut di contoh karena dengan solidaritas dan semangat perjuangannya mereka bisa menjadi besar, popular, dicintai masyarakat Muara badak Seperti sekarang ini.

Oleh : Ary Dwi P ( Anggota Koma Progresif – SGMK)





HADIAH AKHIR TAHUN “ LENIN BUKAN FILSUF PANCA INDERA”

 “Hal yang paling penting bukanlah soal tergolongnya seorang filsuf tertentu pada mahzab materialisme atau idealisme yang mana, melainkan soal apakah ia mengakui alam, dunia eksternal, materi dalam gerak, sebagai hal yang utama, ataukah roh, rasio,kesadaran dan lain-lain.” F.Engels

Ada tiga tokoh Filsuf Panca Indera yang akan saya ulas secara sederhana pandangan  mereka. Ketiga filsuf tersebut adalah Uskup George Berkeley, David Hume dan Imanuel Kant. Namun dalam tulisan sederhana ini saya juga akan mengulas pandangan Materialisme Dialektis Lenin di satu sisi. Semoga tulisan sederhana ini mampu memudahkan teman-teman belajar.
Buah Pikir Filsuf  Panca Indera
Uskup George Berkeley
Uskup George Berkeley hidup di abad  ke-18. Menurut beliau  “ada adalah yang terinderai”. Konsekuensinya, segala yang tak dapat dinderai sama dengan tidak ada. Ketika kita meginderai salah satu keputusan negara berupa kenaikan  harga BBM, muncullah pada kesadaran kita ide tentang keputusan Negara tersebut.  Darimanakah datangnya ide tentang keputusan Negara: dari Negara atau dari diri kita sendiri ? Uskup Berkeley menegaskan bahwa ide (kenaikan harga BBM)  tak mungkin datang dari Negara sebab memiliki ide tentang sesuatu  sama artinya dengan  menginderai sesuatu itu dan Negara tak memiliki panca indera. Karenanya, ide penolakan terhadap kenaikan 2000 Rupiah harga BBM adalah hasil dari keputusan ide Jokowi dan Jusuf Kalla. Berkeley kemudian berkesimpulan bahwa materi (Negara atau BBM) tidak ada, karena dianggap tidak memiliki panca indera. Dengan demikian, yang sungguh-sungguh ada di dunia hanyalah ‘diriku’ yang memiliki panca indera. Pandangannya ini juga dikenal sebagi idealisme subjektif.
David Hume
Menurut Hume pengetahuan adalah kumpulan kesan Inderawi dan ide. Hume memilah antara kesan indrawi sebagai hasil penginderaan langsung dan ide yaitu hasil dari pengindraan yang disimpan dalam ingatan. Berdasarkan pengertiannya ini ia menolak keberadaan objek yang diluar diri manusia. Bagi Hume, objek yang berada di luar diri manusia hanyalah hasil dari penginderaan manusia sendiri. Misalnya, kita merasa perih di mata ketika terkena gas air mata maka kita tak bisa menyimpulkan bahwa ada unsure kimia Cholrobenzylidene Malononitrile (CS) yang ditembak Polisi sebagai penyebabnya. Karena rasa perih itu sebenarnya hanyalah kesan panca indra yang dikoneksikan dengan ide dalam diri kita sendiri.
Imanuel Kant
Bangunan Pandangan Kant tidak bebas dari masalah. Di dalam pandangan Kant. Faktor penentu dalam pengetahuannya terletak pada dimensi-dimensi subjektif (konsep a priori ruang dan waktu, 12 kategori a priori, dan apersepsi transedental yang akan saya ulas dalam kesempatan lain). Dalam tulisan sederhana ini saya hanya fokus mengulas pandangan Kant tentang Fenomena dan Numena. Fenomena adalah penampakan objek yang hadir di depan subjek, sementaraa numena berarti objek pada dirinya sendiri (das ding an sich). Menurut Kant, tidak ada objek yang dapat dipahami selain objek representasi (yang tampak di depan subjek). Tentang keberadaan objek yang eksis di luar pengalaman dan pengetahuan, Kant menyebutnya sebagai “sesuatu = x (something =x)”. Sesuatu = x itu memiliki kekuatan dimana pengetahuan kita tidak mampu menjangkau eksistensinya. Sesuatu = x merupakan konsep Kant tentang objek dalam arti yang sesungguhnya, yakni sebagai benda pada dirinya sendiri (das ding an sich) dan bukan sebagai penampakan atau bayangan yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dari penjelasan tentang ketidakmampuan pengetahuan menjangkau numena atau sesuatu = x kita dapat menyimpulkan bahwa numena adalah residu atau sisa yang tak dapat dijangkau oleh pengetahuan. Ia adalah sesuatu yang selalu ada di lur sana dalam diri objek yang tak apat diinternalisasikan sebagai pengetahuan. Dengan demikian fungsi dari konsep numena adalah untuk menunjukan adanya realitas yang terpisah dari subjek penahu. Kant akhirnya mengakui adanya benda pada dirinya sendiri atau sesuatu = x sebagai realitas ekternal (realisme ontologis) namun sekaligus menutup semua celah bagi pengetahuan manusia untuk dapat menemukan sesuatu = x itu (anti realisme epistemologis). Misal, efek rumah kaca sebagai fenomena (green house), diperkirakan akan mengancam peningkatan permukaan laut setinggi 30 sampai 50 centimeter pada tahun 2050. Hal ini adalah salah satu akibat dari persaingan industri-industri negara maju yang melakukan pelepasan atau pembuangan berlebihan sulfur dioksida, penyebab utama hujan asam. Krisis lingkungan ini tak lain adalah produk dari sistem kapitalisme yang diintervensi oleh “tangan tak tampak (invisible hand).” Keberadaan “invisible hand” tersebut tidak dapat terdeteksi oleh  kemampuan perhitungan kapitalis di dalam pasar itu sendiri. Invisible hand ala Adam Smith dalam hal ini tak jauh berbeda dengan konsep numena milik Imanuel Kant yang seolah-olah misterius dan  anti dialektika.
Lenin
Di tahun 1908 di tempat pengasingan di Swiss, Lenin menghabiskan waktunya  untuk belajar di perpustakaan terbesar Jenewa. Lenin mendaftar masuk  aggota Societe de Lecture. Dia juga melakukan study di Brtish Museum, London.. Kemudian  ke Bibliotheque nationale, Paris. Setahun kemudian, pada bulan April 1909, Lenin menerbitkan tulisannya tentang Meterialisme dan Empirio Kritisisme. Teori inilah, yang juga disebut Lenin sebagai ‘filsafat Marxisme’ yang dikenal dengan nama materialisme dialektika.
Prinsip utama materialisme dialektika adalah realisme. Artinya, kita mesti membaca materialisme dan dialektika secara realis. Membaca materialisme secara realis berarti mengakui keberadaan dan objektivitas materi yang mendahului subjek (kesadaran) dan objek (cerminan dari kesadaran). Sebagaimana kita mengakui bahwa rasa perih di mata adalah akibat dari kontak mata dengan material gas air mata yang mengandung unsure kimia Cholrobenzylidene Malononitrile (CS) yang ditembak polisi. Begitu juga keputusan kenaikan harga BBM dari Rp. 6.500 menjadi Rp. 8.500 tidak serta merta keluar dari dalam ide murni Jokowi dan Jusuf Kalla dibawah campur tangan invisible hand. Tetapi harus terkondisikan oleh situasi ekonomi dan struktur politik yang di luar dari ide murni Jokowi dan Jusuf Kalla tersebut. Untuk itu, mari kita bertanya balik kepada pengikut setia David Hume dan Uskup George Berkeley. Jika benar tak ada dunia eksternal selain panca indera dan ide manusia, maka bagaimanacarakah datangnya ide tentang Rp. 2000 itu ?.
Ilmu alam, tulis Lenin, tidak menyisakan ruang bagi keragu-raguan bahwa bumi telah ada sebelum manusia adalah sebuah kebenaran. Bogdanov, yang juga seorang Marxis, berpendapat bahwa “Marxisme mengandung sebuah penolakan tanpa syarat terhadap objektivitas dari setiap kebenaran. Kebenaran adalah sebuah bentuk pengorganisasian pengalaman manusia.” Lenin mengkritik pandangan ini. Jika kebenaran adalah hasil dari bentuk pengorganisasian kesadaran maka Skizofrenia John Nash dalam film Beautyfull Mind juga dipercayai merupakan suatu kebenaran.
Bagi Lenin, konsep numena atau invisible hand akan terjatuh pada fideisme atau pengertian bahwa hubungan antara manusia dan realitas ekternal adalah hubungan iman yang tak bisa dijelaskan secara ilmiah. Begitu kita secara agnostik (tidak mengetahu) mengakui bahwa kita hanya mampu menginderai yang fenomena, bahwa numena (das Ding an sich) tak mungkin dikenali, maka kita telah meyerahkan diri bulat-bulat pada iman palsu yang melampaui kebenaran. Kita seperti membiarkan begitu saja mistifikasi invisible hand terhadap materialisme dialektis. Lenin juga tidak meyatakan bahwa semua pengetahuan kita pasti benar secara absolut. Apa yang dinyatakannya adalah bahwa kita mampu bergerak lebih dekat pada kebenaran abslut itu. Lenin memberi contoh: penemuan fisika tentang realitas sub-atomik memang ketemukan dan dikembangkan oleh ilmu pengetahuan itu sendiri, namun keberadaan ralitas sub-atomik itu sendiri absolut. Ia tidak membutuhkan adanya kesadaran para fisikawan tentang keberadaannya. Bagi Lenin, kendati materialisme dialektiks mengakui adanya kebenaran relatif, akan tetapi tidak berujung pada realtivisme sebab berdasarkan kebenaran yang masih relatif itu kita dapat berproses sampai kepada kebenaran absolut. Engels berpendapat bahwa dalam penelitian ilmiah, kesaling-hubungan di antara elemen-elemen objektif tidak boleh ditanamkan (menganggap sudah terberi) ke dalam fakta-fakta melainkan harus ditemukan (discovered) di dalamnya dan, setelah ditemukan, mesti diuji sejauh mungkin lewat eksperimen karena itu nafas dialektis dari materialisme dialektis adalah pengetahuan akan kesaling-hubungan di anatar objek. Di satu sisi Lenin berpendapat bahwa dialektika bukanlah penyerapan total realitas ke dalam lubang hitam hubungan antara subjek objek tetapi merupakan suatu kesatuan dari segala yang diketahui dan ditemukan.
Lenin memakai salah satu teori paling tua dalam sejarah epitemologi untuk merekontruksi bangunan epitemologi Marxisnya. Lenin mengambil teori korespondensi yang berkembang sejak jaman aristoteles.Kebenaran mempunyai arti korespondensi  antara realitas dan pikiran. Teori korespondensi tentang kebenaran selaras dengan realisme karena teori tersebut mengutamakan realitas objektif terhadap pikiran kita. Ada Asumsi realitas dan pikiran selalu simetris absolut bahwa yang terkandung dalam pikiran pasti juga sama dalam realitas. Kalau pikiran niscaya identik dengan realitas konsekuensinya adalah kritik teoritik yang terkandung dalam teks sama dengan mengubah realitas itu sendiri hanya dengan secukupnya menabur kalimat-kalimat Marxis ke dalam paragraf. Ilusi mengubah dunia dari balik meja kamar studi inilah yang mewabah dalam kelompok Hegelian muda. Lenin sangat menolak konsepsi ini.
Materialisme Dialektika Sebagai Senjata Analisa Marxis
Pada bulan Januari tahun 1905 ratusan buruh yang dipimpinan oleh Pendeta Gapon mengepung Istana Musim Dingin. Mereka menuntut agar Tzar memperhatikan nasib ekonomi kaum buruh. Bersama massa buruh, Gapon menyayikan lagu ‘Tuhan Lindungilah Tzar’ (God save the Tzar) sambil medoakan supaya Tzar dapat meringankan penderitaan kaum buruh. Tiba-tiba muncul pasukan Tzar membrondong peluru ke arah massa aksi sehingga menewaskan ribaun buruh. Bukan hanya aksi pendeta Gapon. Aksi teror kaum Narodnik pun dihancurkan oleh Tzar. Gerakan kaum naronik ini sama normatifnya dengan gerakan pendeta Gapon. Kaum Narodnik tdak memiliki alasan sistematis kecuali asumsi tentang adanya kehendak rakyat yang berjuang melawan penindasan. Kaum Narodnik masih percaya pada sosok Mesia yang akan datang menyelesaikan masalah mereka. Mengangkat senjata sambil menunggu kedatangan sang penolong dari dunia lain adalah pandangan sempit yang mengalienasi gerakan mereka sendiri. Karena pergolakan politik semakin memanas  membuat Tzar harus merestui berdirinya Duma I di tahun 1906. Pada Duma I, Lenin dan partai Bolshevik masih menolak untuk masuk terlibat di dalamnya karena menganggap Duma I tersebut sebagai boneka Parlemen Tzar. Karena tuntutan-tuntutan liberalisasi semakin menguat dalam Duma sehingga Tzar akhirnya membubarkannya. Pada tahun 1907 Duma kembali dibentuk dan Lenin dan Partai Bolschevik masuk kedalam dan mengintervensinya. Oleh karena pengaruh kader Bolshevik yang kuat di dalam Duma II sehingga membuat Tzar harus kembali membuarkannya. Pada tahun itu juga Tsar membentuk Duma baru dengan aturan yang membatasi jumlah keanggotan tani dan buruh dan memberikan porsi yang lebih besar bagi kulak dan orang-orang kaya kota.
Keputusan Bolshevik mengintervensi Duma II tidaklah mulus. Perdebatan internal mengakibatkan muncul posisi yang menolak keterlibatan taktis dalam Duma sambil menyerukan perjuangan Ilegal. Namun  ada juga yang menganggap Duma sebagai suatu alat strategis sambil melancarkan serangan ilegal dalam tanah. Lenin mengkritik kedua-duanya sebagai keilegal-ilegalan dan kelegal-legalan. Dalam kaitannya dengan Materialisme Dialektika Lenin. Kita akan fokus melihat kritik Lenin kepada kedua kelompok tersebut. Lenin menyebut kelompok keilegal-ilegalan yang menolak secara membabibuta Duma II sebagai tendensi ultra-kiri dan kelompok kelegal-legalan sebagai kaum reformis.
Apa posisi dasar filsafat Panca Iindera ? tak ada sesuatu di luar dari kesan sensasi diri kita  Dan apa posisi dasar politik ultra-kiri ? tak ada sesuatu perhitungan apapun di luar dari diri individu kecuali kesadaran moral revolusioner kita sendiri. Garis irisan yang mempertemukan filsafat panca indera dan politik ultra kiri adalah keduanya sama-sama menganut konsepsi sensasi. Dimana posisi Duma bagi kaum Ultra kiri adalah realitas yang harus ditolak mentah-mentah tanpa harus melihat situasi konkrit Rusia pada saat itu. Sehingga posisi ultra kiri dalam hal ini tidak mengambil suatu keputusan yang memiliki dasar pada realitas ekternal yang datang dari Duma. Mereka lebih percaya kepada kekuatan sensasi dan ide sendiri. Mereka membangun ilusi moral revolusioner dalam kelompok sendiri tanpa mengambil manfaat dari situasi demokrasi yang sedikit terbuka untuk berpropganda di dalam Duma.
Kita telah melewati Pemilihan Umum Presiden baru-baru ini. Beberapa orang dari partai kiri  telah mengmbil sikap mendukung langsung dan terlibat aktive dalam mekampanyekan kemenangan masing-masing calon Presidennya. Partai Rakyat demokratik (PRD) adalah salah satu partai yang juga tak luput mengambil bagian dalam panggung Pemilu borjuis tersebut. Partai yang dulu sebagai tempat para aktivis revolusioner kini hanyalah diduduki segelintir orang yang memiliki tensdensi politik pragmatis dan reformatif. Salah satu pimpinan mereka, Agus Jabo telah memberikan dukungan politik PRD ke Prabowo yang nyata-nyatanya memiliki rekam jejak pelanggaran HAM berat dan anti demokrasi.
Apa yang salah dari posisi politik PRD ? seperti yang telah dikritik oleh Lenin bahwa realitas tidak serta merta sama dengan ide karena itu tugas kaum gerakan di masa depan adalah merebut kekuasaan. Dengan merebut kekuasaan suatu realits baru akan dapat dibangun. Sehingga akan menjadi benar makna revolusi itu dalam wilayah filsafah, bahwa dengan membalikkan seluruh kekuasaan lama dan menggantikan dengan kekuasaan buruh maka akan teciptalah suatu kejayaan sosialisme diatas muka bumi. Politik reformatif PRD adalah politik yang menjadikan parlemen sebagai suatu medan strategis. PRD telah menaruh program perjuangannya di atas pundak para pimpinan-pimpinan partai elit busuk. Mereka berharap banyak suatu saat akan bisa merubah situasi dengan cara memenagkan program perjuangan mereka di dalam parlemen borjuis. Padahal Lenin telah menegaskan bahwa teks tidak selalu sama dengan realitas, selama teks tersebut masih terkungkung di dalam realitas struktur politik borjuis maka selamanya realitas baru (sistem baru) tidak akan terbentuk. UU pasal 33 misalnya, tidak akan diimplementasikan dengan baik karena yang menguasai struktur politik negara dari dulu sampai sekarang adalah dari dua kubu elit KIH dan KMP yang bertengkar.  Keduanya sama-sama merupakan pendukung sistem kapitalisme.
Lenin telah membuktikan Kritiknya  terhadap kelompok keilegal-ilegalan dan kelegal-legalan dengan tidak meninggalkan cuma-cuma  Duma II dan tidak juga menaruh cita-cita revolusi datas pundak Duma II. Dan Lenin telah menciptakan surga di dunia bagi 210 juta jiwa atau 7,5% dari seluruh umat manusia diatas permukaan bumi seluas 22,4 juta kilometer persegi atau 16,6% tanpa Duma dan Kekuasaan Tsar.
 
Ditulis oleh : Che Gove (kontributor suara kita)

Minggu, 21 Desember 2014

IBUNDA : Selamat Hari Ibu

Selamat hari Ibu. Untuk semua kaum perempuan dimuka bumi ini.

22 Desember dikenang kebanyakan orang, sebagai momentuman untuk sekadar menghargai adanya seorang Ibu, namun pada kenyataan Ibu tetap saja lah ditindas oleh sistem Kapitalisme dan Partriaki. Tak ada kesetaraan baginya.

Tulisan kali ini akan mengambil pengalaman dari yang dituliskan oleh Maxim Gorki dalam sebuah Novel yang berjudul Ibunda, didalam Novel tersebut, diceritakan seorang ibu bernama  Pelagia, seorang  yang militant dalam situasi revolusi demokratik di Rusia awal abad 20. Ia seperti perempuan pada umumnya di seluruh dunia, yang  menjadi korban tindakan kekerasan oleh suaminya, sebuah tindakan yang menjadi wajar oleh kultur feodal saat itu. 

Ia hidup misikin sebagai isteri dari seorang Buruh pabrik .  Lingkungan tempat Pelagia tinggal sangatlah menyedihkan, itu tergambar didalam novel  sebagai berikut
 “ anak – anak muda beramai –ramai mengunjungi warung – warung minuman atau beramai – ramai dirumah mereka dan memainkan akordeon, menyanyikan lagu – lagu kasar dan buruk, berdansa, menyumpah – nyumpah, dan minum – minum. Dan dalam keadaan lelah seperti itu, minuman keras itu lebih cepat meruap kedalam kepala masing – masing. Kemudian rangsangan semu yang aneh berderak – derak menuntut suatu jalan keluar. Karena itulah akhirnya merekan menggunakan kesempatan untuk menyegarkan perasaan mereka dengan lempar – melempar kebengisan , kebinatangan, bahkan dengan suatu sebab yang tak berarti . perkelahian – perkelahian yang mengalirkan darah itulah akibatnya. Kadang, mereka mengakhiri keramaian itu dengan luka – luka berat dan bahkan juga saling bunuh.”
Seluruh hidup para buruh dikendalikan oleh peluit pabrik dan digilas oleh kemiskinan, sehingga terdorong untuk lari pada minuman keras dan menyalurkan rasa getir dan amarah kepada orang yang berada pada posisi lebih lemah, terutama istri dan anak. Lingkaran hidup yang berawal dengan kelelahan, kejenuhan, kemiskinan dan berakhir pada jeratan alkohol dan kekerasaan terus berputar karena semua itu sudah diterima sebagai hal yang lumrah. Hidup di permukiman Buruh , dimana penindasan menusuk hingga ke tulang rusuk  para pekerja, hanya dengan minum minuman keras lah rasa lelah itu terbayarkan. Pabrik yang diciptakan khusus bagi laki – laki atau sering disebut Maskulin, menjadikan perempuan  terlempar dari produktivitas, perempuan di jerumuskan keranah Domestik. Hingga tak ada satupun kaum ibu yang terhindar dari tindakan kekerasan yang dilakukan para suaminya, karena perempuan yang tidak menghasilkan upah, ditengah kehidupan yang begitu buruknya. Maka segala amarahpun dilimpahkan kepadanya. Itu yang saya katakana Penindasan ganta, selain ditindas oleh system kapitalisme yang menyengsarakan para pekerja, ibundapun ditindas oleh Partriaki yang menyakitkan itu.

Pelagia memiliki seorang anak laki – laki bernama Pavel,  setelah ayahnya meninggal dunia, Pavel mencoba menjalani kehidupan seperti yang sering dilakukan oleh anak – anak seumurnya, namun ia tidak tega kalau harus menyakiti ibunya seperti apa yang dilakukan bapaknya ketika sedang mabuk.  Dengan semangat muda dan kecintaan dan penuh belas kasian kepada ibunya, Ia pun menggembara kekota, untuk mencari sebab dan akibat dari kondisi yang terjadi dilingkungannya , singkat  cerita iapun bertemu dengan sekelompok orang Sosialis di massa itu kemudian ia bergabung, mulai membaca teori – teori sosialis. Dan ia pun berubah menjadi pemuda yang secara serius mencari apa yang dianggapnya sebagai kebenaran dan memikirkan usaha untuk mengubah lingkungannya.

Pavel dan kawannya2 membuat selebaran mengenai pemotongan upah yang terjadi dipabrik saat itu, dan mereka pun ditangkap oleh polisi – militer  dan dipenjarakan karena berhasil membuat keributan oleh selebaran – selebaran yang dibagikan . dibawah Rezim otoriter Tsar , mirip dengan yang terjadi pada era Soeharto dimana buku – buku teori berbau Sosialisme, Marxisme , Lenin  dan organisasi Sosialis itu sangat dilarang oleh pemerintah. Itulah yang terjadi pada Pavel dan kawan – kawannya.

Karena anaknya dipenjarakan , Pelagia dengan semangat kasih sayang dan kepercayaan kepada Anak dan kawan – kawannya bahwa mereka tidak bersalah sebab apa yang dilakukan semata – mata memperjuangkan keadilan. Maka iapun mengambil peran untuk meneruskan apa yang dilakukan oleh anak dan kawan – kawan anaknya, lalu ia mengambil tugas untuk membagikan selebaran didalam pabrik  dan itu dilakukan terus menerus oleh Pelagia. Perubahan yang drastis terjadi pada diri Ibunda , dari rasa khawatir dan takut, menjadi pendukung setia gerakan anaknya, bahkan sampai menjadi aktifis yang tak kalah bersemangat. Perubahan itu bukan dating dari kesadaran pikiran, melainkan diawali oleh kepekaan seorang ibu terhadap perasaan – perasaan yang positif yang dirasakannya muncul pada pertemuan – pertemuan aneh kawan – kawan anaknya itu. Ibunda yang awalnya buta huruf , mulai tertarik untuk kembali belajar membaca kembali dan mulai belajar teori – teori Sosialis.

Dari cerita Ibunda menunjukkan bahwa keberanian dan keteguhan Pelagia bisa mengubah posisinya dari sekedar makhluk yang dianggap bagian dari isi rumah belaka, menjadi seorang tokoh yang diperhitungkan dalam perubahan masyarakat. Cerita Ibunda juga menyadarkan kita pada perbedaan antara perubahan tatanan yang mendasar.

Di hari ibu ini, semoga dari ringkasan cerita diatas dapat membangkitkan kalangan perempuan untuk selalu berjuang, bukan dibelakang tapi disamping bersama – sama kelas pekerja. Terkhusus untuk semua ibu yang anak – anaknya kini, berorganisasi yang dilarang oleh pemerintah. Berbanggalah karena anak – anakmu sedang berjuang demi tatanan masyarakat yang damai dan sejahtera. Oh ibu ajarkanlah semua anak – anakmu tentang kebenaran dan keadilan, berjuanglah selalu untuk melawan system yang memiskinankan ini.
We shall overcome Mom.

Oleh: Desi Natalia Mebang (Biro Politik Sentra Gerakan Muda Kerakyatan)

SENYAP : UPAYA PENEGAKAN HAM DAN PELURUSAN SEJARAH

Oleh : Ary Dwi Prasetyo (Anggota koma  progresif )


SENYAP-THE LOOK OF SILENCE, lanjutan dari film documenter JAGAL karya Joshua Oppenheimer yang menceritakan tentang tragedy tahun 1965 di bulan September dimana 3 juta rakyat yang merupakan anggota, simpatisan, kerabat anggota dari Partai Komunis Indonesia (PKI)  di bunuh, dan merupakan genosida terbesar di abad 20 setelah yang dilakukan oleh Nazi. PKI yang saat itu merupakan salah satu partai komunis terbesar diluar Uni Soviet dan Cina memiliki pengaruh baik di Indonesia  maupun di dunia, sehingga untuk menghentikan domino effect penyebaran paham ideology Komunisme  yang dimulai di Eropa Timur sampai ke Asia, maka Negara-negara kapitalisme mencegah penyebaran ideology Komunisme dengan mengambil alih Indonesia yang merupakan lumbung sumber daya alam besar di Asia dengan cara mempengaruhi militer untuk mengambil alih Negara dengan cara menyebarkan fitnah bahwa PKI tidak beragama, liberal, membunuh 7 jendral (dewan jendral) yang memicu kemarahan membabi buta dar rakyat yang terprofokasi dengan propaganda militer yang saat itu dipimpin oleh Soeharto dan di dukung oleh pihak imperialis amerika Serikat dan Inggris. Setelah tregedi 65 beberapa media Amerika Serikat seperti majalah TIME dalam majalahnya menyebutkan “kemenangan besar di Asia”. Agar militer tidak mengotori tangannya dan tersangkut masalah genosiada, militer menggunakan milisi sipil untuk membunuh 3 juta rakyat.

Hal ini berhubungan dengan 2 film documenter “Jagal (The Act of Killng)” dan “Senyap (The Look of Silence)” karya Joshua Oppenheimer yang menceritakan peristiwa 30 september dari sudut pandang pelaku penjagalan dengan actor utama Anwar Congo di film Jagal dan dari sudut pandang keluarga korban Ramli kakak Adi Rukun di film Senyap. Terdapat perbedaan ekspresi saat menyaksikan film jagal dan senyap, saat menonton jagal ekspresi utama yang biasanya di tunjukan adalah perasaan jengkel, marah, dan emosi melihat Anwar Congo memperagakan bagaimana dia membunuh orang yang di identifikasi komunis, berbeda dengan ekspresi yang di tunjukan penonton ketika menyaksikan Senyap banyak dari para penonton merasa sedih, terharu, dan perasaan yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata karena tidak sedikit dari para penonton yang memposisikan dirinya sebagai Adi Rukun  (tokoh utama/adik korban) yang dengan teguh menggali fakta dan kebenaran dari peristiwa 30 september dan pembunuhan kakaknya.

Film dokumenter Senyap bertujuan untuk meluruskan kembali sejarah yang dibelokkan oleh rezim dan penegakan HAM, hal ini sejalan dengan yang kami inginkan dalam upaya pelurusan sejarah kelam bangsa Indonesia. pemutaran film Senyap sudah diputarkan di beberapa daerah di Indonesia termasuk di samarinda yang diputarkan pada hari sabtu, 13 Desember 2014 di Fakultas Hukum Universitas Mulawarman yang merupakan kerja sama antara Konsentrasi Mahasiswa Progresif-Sentra Gerakan Muda Kerakyatan (KOMA PROGRESIF-SGMK), Kongres Politik Organisasi Perjuangan Rakyat pekerja (KPO-PRP), JATAM KALTIM, POKJA 30. yang dihadiri oleh mahasiswa UNMUL, pelajar dari SMAN 1 dan 5 Samarinda, Dosen, LSM dan komunitas. Setelah pemutaran film Senyap dilanjukan dengan pembacaan testimony dan diskusi. Permasalahan sejarah dan kemanusiaan adalah yang paling banyak diungkapkan oleh para penonton film Senyap seperti yang di ungkapkan Ana salah satu pelajar dari SMAN 1 Samarinda “saya tidak suka dengan para pelaku pembantaian, mereka tidak merasa bersalah, mereka hanya menganngagap masalah ini sudah berlalu, dan berpendapat yang lalu biarlah berlalu dan kita pikirkan saja masa depan. Sejarah yang sekarang sudah di belokkan, sejarah yang sesungguhnya dibalikkan faktannya, bagaimana mereka tega membunuh dengan begitu kejamnya dengan alasan membela Negara, tapi apakah itu bisa dijadikan alasan, apa yg harus kita lakukan adalah tegakkan sejarah yang sebenarnya”.


Pendapat dari Ana ini dirasa mampu mewakili perasaan dan pendapat para pelajar yang selama ini dibohongi dan dibodohi oleh rezim yang berkuasa dengan cara memalsukan dan menutup fakta sejarah bangsa ini. Karena sejarah yang kita pelajari mulai dari bangku pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi adalah sejarah yang ditulis oleh rezim Soeharto sebagai pemenang dari pertarungan ideology Kapitalisme vs Komunisme. Menjawab pertanyaan mengenai mengadili para pelaku dan pelurusan sejarah, najidah salah satu dosen fakultas hukum menjawab “menegakkan hukum adalah hal yang mungkin dan mudah. Tapi,meluruskan sejarah adalah hal yang sulit tapi itu mungkin”.


Permasalahan pelurusan sejarah adalah hal yang pelik mengingat rezim yang hari ini berkuasa masihlah seperti rezim pemerintahan yang terdahulu dan sejarah pendidikan yang ada saat ini pun masihlah sejarah buatan rezim terdahulu sehingga penting bagi kita menggalang persatuan antara pelajar, mahasiswa, akademisi dan rakyat luas untuk menegakkan HAM dan pelurusan sejarah, agar sejarah yang diajarkan kepada para generasi muda bukanlah sejarah yang dibuat-buat dan menolak alasan pembantaian 3 juta penduduk adalah untuk melindungi dan membela Negara seperti yang di ucapkan oleh ibu Adi di dalam film Senyap “bela Negara, Negara apa” kata-kata ini menunjukan bahwa ibu Ramli dan Adi sudah tidak percaya dengan Negara yang membunuh rakyat dan anaknya yang tidak pernah minta maaf kepada rakyat bahkan tidak juga merasa bersalah sedikitpun.

Karena upaya pembangunan kesadaran masyarakat bukanla hal yang instan sehingga perlu upaya berkelanjutan dan konsisten dalam proses pembangunannya. Oleh karena itu pemutaran dan diskusi film senyap tidak boleh berhenti sampai di sini saja dan harus dibawa ke ruang-ruang public, di tonton, di renungkan, di diskusikan dan di tindak lanjuti oleh semua orang, kalau tidak bisa semua maka sebanyak-banyaknya. Demi pelurusan sejarah bangsa, karena kondisi sekarang ini marak dengan eksploitasi dan perampokan sumber daya alam, perampasan lahan, pendidikan mahal, upah/gaji rendah adalah hasil dari sejarah masa lalu yang menghabisi gerakan rakyat melawan penindasan manusia atas manusia.

   

Kamis, 04 Desember 2014

Pernyataan Sikap Bersama SGMK, SGBN, dan KPO PRP : Gagalkan Kenaikan Harga BBM, Hentikan Kebrutalan Aparat


Rejim Jokowi Semakin Keji dan Brutal terhadap aksi-aksi rakyat

Gagalkan Kenaikan Harga BBM, Satukan Perlawanan Rakyat !

  

Kebijakan menaikkan harga BBM oleh Jokowi - JK, menunjukkan bahwa rejim Jokowi – JK memang tak ada bedanya dengan pemerintahan neoliberal sebelumnya. Tapi bukan hanya itu, komitmen Jokowi untuk tetap mempertahankan demokrasi justru terlihat mulai “diberaki” oleh dirinya sendiri.  Hak-hak rakyat untuk bersuara dan melawan sekuat-kuatnya kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan kepentingan rakyat banyak adalah HAK DEMOKRASI yang harus dijaga dan dilindungi oleh pemerintah beserta aparat keamanannya. Perlawanan terhadap kebijakan Jokowi-JK menaikkan harga BBM, adalah bagian dari hak demokrasi rakyat.

Tetapi yang kita saksikan, walau pemerintahan Jokowi-JK baru memerintah kurang dari dua bulan teramat banyak aksi-aksi rakyat yang terus direpresif oleh aparat hingga telah mengambil nyawa para pejuang rakyat. Arif seorang rakyat sejati yang melawan dengan gagah berani bersama kawan-kawan  mahasiswa Makassar telah gugur akibat kekerasan aparat. Atas gugurnya Arif, respon Presiden Jokowi, sungguh memalukan dengan menyatakan, “itu adalah urusan polisi”. Padahal dirinya dan semua orang tahu bahwa kepolisian berada dibawah kekuasaannya. Sehingga layak kiranya kita beritahu, “Hei, Jokowi, anda tidak bisa lepas tangan, anda lah yang harus bertanggungjawab atas gugurnya Arif.” 

Tindakan keras aparat dalam menghentikan aksi-aksi demonstrasi tak berhenti akibat gugurnya Arif. Bahkan polisi saat ini bak layaknya sekelompok geromboran yang haus darah dan terlihat semakin keji dan brutal. Sementara perlawanan atas kenaikan harga BBM walau terus direpresif telihat bukannya surut, melainkan terus berlanjut.  

Di Jakarta, Pusat Perlawanan Rakyat Indonesia (PPRI) yang merupakan persatuan dari organisasi mahasiswa, buruh, rakyat miskin telah melancarkan perlawanan pada tanggal 26 November lalu. Dan aksi-aksi lanjutan terus dilakukan. Hingga kemarin 3 Desember, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) yang merupakan persatuan mahasiswa di dalam PPRI, kembali turun ke jalan. 

Lagi-lagi aparat merepresi aksi ini. Data sementara  tidak kurang dari 9 orang  kaum muda-mahasiswa yang dengan gagah berani melawan, di tangkap dan sejumlah lainnya terluka berdarah-darah. 

Jokowi – JK harus segera bertanggungjawab untuk menghentikan seluruh tindakan brutal dan tindakan haus darah yang dilakukan oleh apara kepolisian, bawahannya. Kekerasan yang dilakukan terhadap para rakyat tidak akan pernah membuat perlawan surut melainkan semakin memperkuat keyakinan, bahwa rejim Jokowi-JK adalah rejim ANTI RAKYAT, sekaligus ANTI DEMOKRASI. 

Kita sadar bahwa, perlawanan rakyat terhadap kenaikan BBM, bangkit ditengah pertikaian para elit politik saat ini, yang telah terbagi menjadi kubu KMP (Koalisi Merah Putih) dan KIH (Koalisi Indonesia Hebat).
  
Kami nyatakan bahwa para elit di negeri ini, seluruh parpol di negeri ini (baik parpol di KMP maupun KIH) justru menjadi sumber kehancuran dan kebobrokan negeri ini. Telah lama mereka menjadi tempat bersarangnya para perampok uang rakyat; mereka tak pernah bersuara di saat jutaan buruh mogok, menuntut kesejahteraan, hak mendapatkan pekerjaan (penghapusan sistem kerja kontrak-outsourcing) dan lainnya. Sehingga perseteruan antara partai-partai di KMP dengan partai-partai di KIH bukanlah urusan rakyat, melainkan persoalan para elit negeri ini, dan persoalan segelintir elit di relawan Jokowi dan segelintir elit di barisan pendukung Prabowo.

Sementara Rakyat terus menemukan jalan perlawanannya yang benar. Setelah berdemonstrasi melawan kelompok partai di KMP yang ngotot untuk menjadikan Pilkada dipilih oleh DPRD, kini rakyat terus bergerak melawan pemerintahan Jokowi-JK yang terbukti sebagai rejim yang pro pada ekonomi kapitalisme neoliberal dan anti rakyat.  

Kita lihat seluruh kebijakan ekonomi dan politik Jokowi, justru menunjukkan bahwa Jokowi hanya peduli pada modal, pada masuknya investasi asing. Sementara terhadap rakyat: penggusuran, upah murah, sistem kerja outsourcing, represif, penarikan/penghapusan subsidi dan kebijakan neoliberal lainnya terus berlanjut. Sementara disisi lain “tampilan populis” Jokowi tetap dilakukan untuk menutupi semua kebijakan anti rakyat ini, dengan tujuan “rakyat” terus tersihir bahwa ia adalah presiden rakyat. 

Kita harus sadar, bahwa negeri ini tidak boleh digantungkan pada figur semacam Jokowi. Kita dapat belajar dari pengalaman bagaimana rakyat terilusi oleh Megawati, yang dianggap sebagai figur yang membawa perubahan karena dia adalah keturunan Soekarno. Rakyat pun tersadar bahwa Megawati pro rakyat hanyalah ilusi, begitu pula pengalaman bagaimana rakyat terilusi dengan SBY. Dan kini ilusi Jokowi sebagai agen perubahan, secara cepat mulai lenyap seiring dengan praktek-praktek kebijakan ekonomi neoliberalnya. 

Sikap Kita

Pertama, dari perjalanan pemerintahan selama ini sejak Soeharto hingga Jokowi-JK saat ini membuktikan bahwa pemerintah dan partai-parti politik yang ada terus mempertahankan kebijakan ekonomi kapitalisme neoliberal, yang bahkan di seluruh belahan dunia telah diakui sebagai sebuah sistem ekonomi yang gagal menyejahterahkan rakyat, menindas kaum pekerja, kaum tani dan rakyat miskin, hanya membuat orang kaya (para pengusaha/pemilik modal, para pejabat, jenderal) semakin kaya dan yang miskin semakin miskin, menjadikan seluruh hak-hak dasar rakyat menjadi barang dagangan, menyingkirkan kaum perempuan. Oleh karenanya, sistem kapitalisme neoliberal ini harus dilawan, dilenyapkan dan diganti dengan sistem ekonomi yang berkeadilan untuk rakyat banyak ketimbang untuk orang kaya dan para pejabat. Sistem ekonomi ini sebenarnya telah juga diperkenalkan oleh para pendiri republik ini, yaitu sistem ekonomi sosialisme. 

Kedua, bahwa untuk merubah keadaan, tidak dapat mengandalkan pada figur tertentu seperi Jokowi, atau Prabowo.  Kesimpulan ini harus menjadi prinsip perjuangan itu. Keadaan hanya dapat kita berubah jika kita memang memiliki kekuatan politik sendiri, yang dikenal dengan partai politik. Para penguasaha, para pejabat dan pengusaha yang mempertahankan ekonomi yang tidak adil ini semuanya telah membangun kekuatan politknya, membangun partainya. Rakyat, kaum buruh, kaum tani, para sopir, mahasiswa, nelayan, kaum miskin perkotaan dan desa harus memiliki agenda perjuangan politik membangun partainya sendiri. Sehingga perjuangan ekonomi yang memang setiap hari kita perjuangkan, dan organisasi massa (serikat buruh, oganisasi nelayan, tani, mahasiswa, rakyat miskin) yang terus dikembangkan harus ditambahkan dengan tugas membangun persatuan seluruh kekuatan rakyat ini, membangun persatuan untuk membangun partai sejati kita. Terbentuknya partai politik dari hasil persatuan ini, maka kekuatan kita akan mampu berhadapan dengan kekuatan politik elit saat ini. 

Ketiga, terus melancarkan perjuangan massa terus menerus saat hak-hak kita dirampas, saat kesejahteraan kita tidak meningkat, disaat penindasan terus terjadi. Terus memperbesar persatuan, solidaritas dan perlawanan massa seperti bentuk-bentuk mogok nasional atau mogok massal atau perlawanan massal serentak nasional baik tuntutan ekonomi maupun politik. 

Demikian pernyataan dan seruan dari kami. 
Salam juang, persatuan dan solidaritas dari kami. 

Jakarta, 4 Desember 2014



SENTRAL GERAKAN BURUH NASIONAL
( SGBN )
S U L T O N I
Koordinator Nasional

       
SENTRA GERAKAN MUDA KERAKYATAN
( SGMK )
DANIEL “ PAY “ HALIM
Koordinator Nasional   







KONGRES POLITIK ORGANISASI
PERJUANGAN RAKYAT PEKERJA
( KPO PRP )




MIKA DARMAWAN
Sekretaris Jenderal

Rabu, 03 Desember 2014

Konsultan Management UNIKA - SGMK; Menolak Kenaikan Harga BBM


penolakan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro terhadap rakyat kecil menuai protes bagi kalangan mahasiswa, seperti protes yang tengah dilakukan mahasiswa UNIKA Sumatra Utara yang tergabung dalam Komunitas Konsultan Management - Sentra Gerakan Muda Kerakyatan. 
dalam aksinya konsultan management-SGMK  menyampaikan aksi penolakannya dengan poster-poster penolakan terhadap kebijakan Jokowi-JK yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). penolakan ini berlangsung juga di beberapa daerah di indonesia. yang perlu kita ketahui bahwa harga minyak dunia mengalami penurunan dari US$ 105-107 per barel-nya turun US$ 80 perbarel, dan beberapa media, seperti viva.news.com harga minyak dunia mengalami penurunan US$ 66,88 per barelnyya. 

jika diliahat data tersebut minyak dunia dua kali mengalami penurunan, jika alasan pemerintah menaikkan harga BBM karena harga minyak dunia naik, nah sekarang minyak dunia turun, tetapi pemerintah malah menaikkan harga BBM premium naik dari Rp 6.5000 naik Rp 8.5000
dengan naikknya harga BBM maka harga-harga yang lainpun otomatis akan naik, seperti kebutuhan hidup rakyat. 



kebijakan pemerintah ini sangat jauh dari keinginan rakyat dan konstitusi negara yang mementingkan kesejahtraan rakyat, bukan malah membuat rakyat menjerit karena tak mampu membeli kebutuhan hidupnya. kebijakan pemerintah selain melanggar UUD 1945, pemerintah juga telah melanggar hak asasi manusia (HAM) dari sudut pandang EKOSOB. 


jadi, tidak ada alasan lagi untuk tidak melawan kebijakan ini. hanya satu kata LAWAN!!!

Medan, Sumatra Utara   

Selasa, 02 Desember 2014

Kronologi Meninggalnya Muh. Arif: Korban dalam Aksi Penolakan Kenaikan BBM


dalam aksi penolakan BBM di beberapa daerah masih berlangsung, contohnya saja di makassar,  sejumlah mahasiswa dan warga melakukan aksi penolakan kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga bahan bakar minyak, dalam  aksi mahasiswa UMI dan warga terdapat satu korban (arif) tertabrak mobil polisi yang mengamankan aksi. dibawah ini kronologi lengkapnya.

Waktu peristiwa : 27 November 2014
 peristiwa : Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI)

1. Sekitar pukul 15:00 Wita, terjadi aksi demonstrasi mahasiswa UMI yang menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan kampus UMI. Massa aksi ini menyebut dirinya sebagai aliansi mahasiswa UMI bersatu, dengan tuntutan agar pemerintah mencabut kebijakan kenaikan harga BBM, sekaligus mencopot kapoda SULSELBAR dari jabatannya.

2. Massa aksi kemudian bergerak ke kantor Gubernur Sulawesi Selatan, yang jaraknya cukup dekat dengan kampus UMI. Massa aksi mendesak gubernur agar menandatangani petisi yang telah mereka siapkan. Petisi tersebut berisi pernyatan pemerintah daerah Sulawesi selatan tidak sepakat atas kebijakan pemerintah pusat yang menaikkan harga BBM.

3. Petisi tersebut tidak ditandatangani oleh Gubernur melainkan kepala satuan polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) yang kebetulan berada di kantor gubernur. Massa aksipun marah dan menganggab tindakan yang dilakukan Gubernur dan Kasatpol PP merupakan penghinaan terhadap aksi yang awalnya berjalan baik.

4. Tidak lama kemudian sejumlah anggota satpol PP bergerak menuju kerumunan massa aksi, tiba-tiba pelemparan batu yang datang dari arah barisan anggota satpol PP ke kerumunan massa aksi. Pelemparan batu tersebutpun memancing kemarahan massa aksi. Massa aksipun membalas dengan pelemparan batu dan berujung pada bentrok antara massa aksi dan anggota satpol PP.

5. Anggota polisi (satuan Sabara) yang berda di lokasi merespon aksi bentrok tersebut dengan mengejar massa aksi dan menembakkan gas air mata.

6. Mahasiswa mundur kedalam kampus UMI. Sementara seorang warga (belakangan diketahui bernama Muh. Arif, 17 tahun) berada paling depan, terkena tembakan gas air mata. Dari arah berlawanan, mobil watercanon milik polisi melaju kencang kearah pintu satu UMI. Mobil tersebut menabrak Muh. Arif yang berdiri sendirian paling depan. Arif terjatuh di bawah mobil watercanon setelah tertabrak. Arif kemudian ditarik keluar dari bawah mobil watercanon oleh beberapa anggota polisi. Setelah ditarik keluar, arif dipukul dan di injak-injak oleh beberapa anggota polisi.

7. Pasca arif di tabrak dan dipukul, sejumlah warga pampang satu melakukan pelemparan batu kearah kantor Gubernur. Akibat aksi ini bentrok meluas antra massa aksi dan warga pampang I dengan aparat kepolisian dengan sejumlah warga sipil yang berada diarea kantor Gubernur.

8. Polisi kemudian melakukan pengejaran terhadap massa aksi dan warga hingga masuk dalam kampus. Akibat penyerangan dan penyirian oleh aparat kepolisian kedalam kampus UMi, sejumlah sepeda motor dibakar dan penembakan gas air mata dalam lingkungan kampus bahkan mengganggu aktivitas ibadah sejumlah civitas akademik UMI di Majid Umar Bin Khattab, dalam kampus UMI. Setidaknya 5 motor mahasiswa UMI yang dibakar warga, tiga dalam kampus (samping masjid Umar Bin Khattab), dan dua lainnya diluar kampus.

9. Setelah dipukul dan di injak-injak anggota polisi, Arif kemudian di tinggal tergeletak begitu saja. Arif baru di bawa ke rumah sakit Ibnu Sina oleh mahasiswa (RS Ibnu Sina berada depan kampus UMI) setelah stuasi redah. Tiba di RS Ibnu Sina, Oleh dokter, Arif dinyatakan sudah tidak bernyawa.
Identifikasi korban :
  • Muhammad Arif (17 Tahun), warga pampang I.Korban mengalami luka bocor dibagian kepala akibat terkena tembakan gas air mata dan terlindas oleh Mobil Water Canon. Korban dinyatakan meningga saat berada di rumah sakit
  • Sukriadi Syam (34 Tahun) Korban mengalami luka di tumit kiri akibat terkena busur

berdasarkan hasil investigasi LBH Makassar dan keterangan saksi yang berada di TKP saat kejadian berlangsung