Laman

Minggu, 21 Desember 2014

IBUNDA : Selamat Hari Ibu

Selamat hari Ibu. Untuk semua kaum perempuan dimuka bumi ini.

22 Desember dikenang kebanyakan orang, sebagai momentuman untuk sekadar menghargai adanya seorang Ibu, namun pada kenyataan Ibu tetap saja lah ditindas oleh sistem Kapitalisme dan Partriaki. Tak ada kesetaraan baginya.

Tulisan kali ini akan mengambil pengalaman dari yang dituliskan oleh Maxim Gorki dalam sebuah Novel yang berjudul Ibunda, didalam Novel tersebut, diceritakan seorang ibu bernama  Pelagia, seorang  yang militant dalam situasi revolusi demokratik di Rusia awal abad 20. Ia seperti perempuan pada umumnya di seluruh dunia, yang  menjadi korban tindakan kekerasan oleh suaminya, sebuah tindakan yang menjadi wajar oleh kultur feodal saat itu. 

Ia hidup misikin sebagai isteri dari seorang Buruh pabrik .  Lingkungan tempat Pelagia tinggal sangatlah menyedihkan, itu tergambar didalam novel  sebagai berikut
 “ anak – anak muda beramai –ramai mengunjungi warung – warung minuman atau beramai – ramai dirumah mereka dan memainkan akordeon, menyanyikan lagu – lagu kasar dan buruk, berdansa, menyumpah – nyumpah, dan minum – minum. Dan dalam keadaan lelah seperti itu, minuman keras itu lebih cepat meruap kedalam kepala masing – masing. Kemudian rangsangan semu yang aneh berderak – derak menuntut suatu jalan keluar. Karena itulah akhirnya merekan menggunakan kesempatan untuk menyegarkan perasaan mereka dengan lempar – melempar kebengisan , kebinatangan, bahkan dengan suatu sebab yang tak berarti . perkelahian – perkelahian yang mengalirkan darah itulah akibatnya. Kadang, mereka mengakhiri keramaian itu dengan luka – luka berat dan bahkan juga saling bunuh.”
Seluruh hidup para buruh dikendalikan oleh peluit pabrik dan digilas oleh kemiskinan, sehingga terdorong untuk lari pada minuman keras dan menyalurkan rasa getir dan amarah kepada orang yang berada pada posisi lebih lemah, terutama istri dan anak. Lingkaran hidup yang berawal dengan kelelahan, kejenuhan, kemiskinan dan berakhir pada jeratan alkohol dan kekerasaan terus berputar karena semua itu sudah diterima sebagai hal yang lumrah. Hidup di permukiman Buruh , dimana penindasan menusuk hingga ke tulang rusuk  para pekerja, hanya dengan minum minuman keras lah rasa lelah itu terbayarkan. Pabrik yang diciptakan khusus bagi laki – laki atau sering disebut Maskulin, menjadikan perempuan  terlempar dari produktivitas, perempuan di jerumuskan keranah Domestik. Hingga tak ada satupun kaum ibu yang terhindar dari tindakan kekerasan yang dilakukan para suaminya, karena perempuan yang tidak menghasilkan upah, ditengah kehidupan yang begitu buruknya. Maka segala amarahpun dilimpahkan kepadanya. Itu yang saya katakana Penindasan ganta, selain ditindas oleh system kapitalisme yang menyengsarakan para pekerja, ibundapun ditindas oleh Partriaki yang menyakitkan itu.

Pelagia memiliki seorang anak laki – laki bernama Pavel,  setelah ayahnya meninggal dunia, Pavel mencoba menjalani kehidupan seperti yang sering dilakukan oleh anak – anak seumurnya, namun ia tidak tega kalau harus menyakiti ibunya seperti apa yang dilakukan bapaknya ketika sedang mabuk.  Dengan semangat muda dan kecintaan dan penuh belas kasian kepada ibunya, Ia pun menggembara kekota, untuk mencari sebab dan akibat dari kondisi yang terjadi dilingkungannya , singkat  cerita iapun bertemu dengan sekelompok orang Sosialis di massa itu kemudian ia bergabung, mulai membaca teori – teori sosialis. Dan ia pun berubah menjadi pemuda yang secara serius mencari apa yang dianggapnya sebagai kebenaran dan memikirkan usaha untuk mengubah lingkungannya.

Pavel dan kawannya2 membuat selebaran mengenai pemotongan upah yang terjadi dipabrik saat itu, dan mereka pun ditangkap oleh polisi – militer  dan dipenjarakan karena berhasil membuat keributan oleh selebaran – selebaran yang dibagikan . dibawah Rezim otoriter Tsar , mirip dengan yang terjadi pada era Soeharto dimana buku – buku teori berbau Sosialisme, Marxisme , Lenin  dan organisasi Sosialis itu sangat dilarang oleh pemerintah. Itulah yang terjadi pada Pavel dan kawan – kawannya.

Karena anaknya dipenjarakan , Pelagia dengan semangat kasih sayang dan kepercayaan kepada Anak dan kawan – kawannya bahwa mereka tidak bersalah sebab apa yang dilakukan semata – mata memperjuangkan keadilan. Maka iapun mengambil peran untuk meneruskan apa yang dilakukan oleh anak dan kawan – kawan anaknya, lalu ia mengambil tugas untuk membagikan selebaran didalam pabrik  dan itu dilakukan terus menerus oleh Pelagia. Perubahan yang drastis terjadi pada diri Ibunda , dari rasa khawatir dan takut, menjadi pendukung setia gerakan anaknya, bahkan sampai menjadi aktifis yang tak kalah bersemangat. Perubahan itu bukan dating dari kesadaran pikiran, melainkan diawali oleh kepekaan seorang ibu terhadap perasaan – perasaan yang positif yang dirasakannya muncul pada pertemuan – pertemuan aneh kawan – kawan anaknya itu. Ibunda yang awalnya buta huruf , mulai tertarik untuk kembali belajar membaca kembali dan mulai belajar teori – teori Sosialis.

Dari cerita Ibunda menunjukkan bahwa keberanian dan keteguhan Pelagia bisa mengubah posisinya dari sekedar makhluk yang dianggap bagian dari isi rumah belaka, menjadi seorang tokoh yang diperhitungkan dalam perubahan masyarakat. Cerita Ibunda juga menyadarkan kita pada perbedaan antara perubahan tatanan yang mendasar.

Di hari ibu ini, semoga dari ringkasan cerita diatas dapat membangkitkan kalangan perempuan untuk selalu berjuang, bukan dibelakang tapi disamping bersama – sama kelas pekerja. Terkhusus untuk semua ibu yang anak – anaknya kini, berorganisasi yang dilarang oleh pemerintah. Berbanggalah karena anak – anakmu sedang berjuang demi tatanan masyarakat yang damai dan sejahtera. Oh ibu ajarkanlah semua anak – anakmu tentang kebenaran dan keadilan, berjuanglah selalu untuk melawan system yang memiskinankan ini.
We shall overcome Mom.

Oleh: Desi Natalia Mebang (Biro Politik Sentra Gerakan Muda Kerakyatan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar, mengkritik, di kolum dibawah dengan komentar-komentar serrta kritikan yang ilmiah. study, organisasi, dan revolusi. salam muda kerakyatan, salam sosialisme