Laman

Jumat, 28 November 2014

Dirgahayu 6 Tahun FKSP-SGMK



  1. Pentas sejuta aksi (malam Hari)
Tak terasa 6 Tahun berkibarnya FKSP dibumi yang panah ini yang tentunya sejuta menghadang ditengah gejolak pertarungan kelas yang tak kunjung berkeseduhan, penindasan penghisapan dan ruang-ruang sekolah yang tidak demokratis dan gagalnya pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang diamanatkan oleh undang-undang tentu menjadi sebuah alasan kelahiran FKSP masih tetap Exis dan berdiri gagah sebagai organisasi yang menentang dan memperjuangkan sebuah pendidikan Gratis, Ilmian, Demokratis dan bervisi kerakyatan.

Tepat pada tanggal 24 novenber 2014 FKSP mengadakan pementasan yang mereka sebut dengan PEMENTASAN SEJUTA AKSI, yang dimana tepat pada jam 20:00Acara yang Lansung dibuka Oleh protokol Taming dan Ulfa  mereka mengawali acara tersebut dengan pembacaan yasinan oleh Elemen masyarakat, yang dipimpin langsung oleh Iman Dusun Penanian dan kemudian dilanjutkan dengan Peresmian taman Belajar Ilmiah yang dimana taman ini adalah sebuah bentuk sekolah sore bahasa inggris yang sekarang pesertanya sekitar 60 puluan siswa (SD/SMP) yang ikut dalam kegiatan tersebut. Kemudian taman ini juga sementara mengajar anak yang buta huruf. Dan belajar Internetan.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan pementasan Musik dimana musik ini menceritakan tentang sikap fksp menentang Kenaikan Harga BBM dan Alasan kita melawan.

Kemudian acara dilanjutkan dengan DRAMA yang menceritakan tentang kondisi Pendidikan yang katanya Gratis, tapi kok mahal, dan itu semua disebabkan oleh sebuah liberalisasi pendidikan (kapitalisme). kemudian langsung disambut oleh Puisi, yang menceritakan tentang bagaimana perbudakan itu berkembang dan bagaimana bentuk penindasanya, dan itu juga menjadi alasan mengapa FKSPingin menghancurkan paham dan adat tua.

Drama ke II adalah sebuah gambaran tentang sekolah yang digusur, cerita ini sengaja diangkat berdasarkan kondisi Indonesia yang dimana maraknya penggusuran yang terjadi dan rakyatlah yang menjadi korban dalam setiap penindasan yang terjadi.  

Adapun tujuan adari para kegiatan pentas sejuta aksi ini , menurut Yusran“acara yang dilaksanakan didepan secret FKSP ini bukan untuk berpesta pora tapi sebuah hasil evaluasi dan sekaligus sebagai ajang pendidikan terhadap masyarakat yang kebanyakan dihadiri oleh para orang tua dan para siswa”.tutur ketua fksp. Yang sempat diwawancarai disela-sela kesibukanya menyiapkan perlengkapan acara.

Menurut salah satu pengurus KP-SGMK Polman yang sempat hadir diacara tersebut mengatakan bahwa “acara yang diselenggarakan Oleh FKSP adalah salah satu Bentuk Perlawanan fksp terhadap Kapitalisme yang dipertontonkan lewat seni, yang dimana Kapitalisme memang tidak bisa dipercaya bisa membawa manyarakat bisa sejahtera, intinya pada malam ini pentas yang diselenggarakan oleh FKSP  adalah  Kapitalisme telah telanjangi kebusukanya”, tutur zheind sambir tertawa, Setelah acara selesai.

Ditempat yang terpisah yg sempat diwawancarai oleh Tim Dari FKSP mengatakan “acara yang sangat menarik disini karena malam ini pentas tersebut memberikan banyak edukasi terhadap masyarakat yg tentunya membuka kesadaran klas dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh negara selalu kelas yang bawah menjadi korban dalam memulusksan program-program Kapitalisme. Dan mungkin kedepan dalam kesepatan diharapkan selangkah lebih maju seperti adanya solusi terhadap gagalnya kapitalisme dalam membangun sebuah peradaban yang di idam-idamkan menuju masyarakat yang adil dan makmur, apakah kita akan sosialisme atau barbarisme. Tapi untuk malam ini aq pikir sudah sip lah sudah mampu membuat sebuah adegan yang sudah bicara tentang kelas penghisap dan tertindas”.ujar anggota KPO-PRP polman. Acara penutupan dengan Peniupan Lilin dengan menyanyikan lagu internasionale.
  1. Bakti sosial 
Setelah malam diadakanya pentas maka pas siangnya FKSP mengadakan BAKTI SOSIALISME di sebuah Kampung yang dianggap Sangat terpencil dan jauh dari perkotaan maka disanalah mereka mengadakan baksos pada jam 16 : 00 di dusun toeran batu, desa batetangnga. Dalam perjalanan menuju kesana mereka naik mobil merah dan sebagian lagi menggunakan roda 2 untuk menuju titik lokasi yang akan diadakan, sesampainya disana mereka menyerahkan sebuah sumbangan Buku terhadap para siswa yang dimana buku tersebut dikumpul oleh sumbangan dari pada anggota FKSP.

Adapun tujuan dari pada kegiatan tersebut menurut ketua panitia penyelengara Taming (anggota FKP) mengatakan “Bakti sosialisme ini diadakan dalam rangka kepedulian FKSP dalam melihat Pendidikan yang tidak berpihak kepada rakyat kecil, banyaknya daerah pinggiran yang putus sekolah karena kurangnya uang yang menjadi kendala sehingga banyaknya anak-anak tidak mampu yang  harus putus sekolah karena biaya, dan ini tak bisa dibiarkan, bagaimana mau maju bangsa ini kalau tammat SD saja tidak lulus, mereka akan tambah dibodo-bodohi sama para orang yang berpunya, jadi tujuan kita adalah memberikan trus semangat dan dorongan agar mereka bisa sekolah trus sampai jenjang yang lebih tinggi” tutur Taming disela-sela penyerahan buku secara simbolis kepada kepala sekolah Mis Biru

Menurut ka sekolah mis biru ”sangat berterimah kasih atas kunjunganya kesekolah ini dan sangat gembira karena mereka masih ada yang peduli tentang pendidikan didaerah pedalaman yang dimana dengan kunjungan yang dilakukan oleh FKSP ini bisa memberikan semangat belajar untuk melanjutkan sekolahnya karena angkap pengangguran disini sangat tinggi. Tuturnya disela-sela penyerahan buku yang diberikan langsung Oleh FKSP


Ditulis oleh
Tim FKSP : mely, mimma& resky

Aksi Serentak Nasional 26 November di Samarinda

Aksi GERAKAN RAKYAT MENGGUGAT dalam AKSI SERENTAK NASIONAL bersama Ppri Pusat Perlawanan untuk wilayah samarinda. Yang menuntut

1. Batalkan kenaikan.harga BBM
2. Lawan politik upah murah, sistem kerja kontrak dan outsourcing
3. Tuntaskan landreform bagi rakyat
4. Hentikan tindakan represifitas terhadap raykat yg berdemonstrasi .

Dengan solusi

Jangka pendek :
  1. Pangkas biaya2 perjalanan pejabat negara ; pangkas gaji dan tunjangan pejabat negara
  2. Terapkan pajak progresif yg ketat bagi para pengusaha dan orang kaya
  3. Berantas korupsi dan sita harta2 koruptor bagi pemasukan negara
  4. Tunda pembayaran hutang luar negeri
Jangka panjang dan menegah ;
  1. Hentikan liberalisasi ekonomi
  2. Nasionalisasi sektor migas serta aset2 vital dibawah kontrol rakyat bagi kemandirian dan kesejahteraan rakyat
  3. Hapus hutang luar negeri.
  4. Bangun persatuan rakyat.
  5. Bangun partai alternatif rakyat.








(Kpo-prp , koma progresif -SGMK , SBK-SGBN,GMNI, politik rakyat, JKMK-FMK , perempuan mahardika, shr, sebutan )


SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR


PERNYATAAN SIKAP BERSAMA SENTRAL GERAKAN BURUH NASIONAL KOMITE PERSIAPAN - SENTRA GERAKAN MUDA KERAKYATAN KONGRES POLITIK ORGANISASI PERJUANGAN RAKYAT PEKERJA

Pernyataan Sikap Bersama SGBN, KP SGMK Dan KPO PRP
Belum genap 100 hari kepemimpinan JOKOWI sebagai Presiden, rakyat dihadiahi kado spesial: KENAIKAN BBM. Terhitung sejak 17 November lalu, Jokowi mengumumkan kenaikan Premium menjadi Rp 8.500/liter (sebelumnya Rp 6.500) dan Solar menjadi Rp 7.500 (sebelumnya Rp 5.500). Tentu saja, kenaikan BBM ini dibarengi dengan upaya pemerintah merasionalisasikan alasan-alasan sedemikian rupa agar kenaikan BBM menjadi keputusan yang wajar dan dapat dimaklumi oleh rakyatnya.

Alasan pemerintah selalu sama di tiap kenaikan BBM. Defisit anggaran yang menyebabkan APBN jebol, pengalihan subsidi ke sector lain -pendidikan, kesehatan,infrastruktur-, penyesuaian harga minyak dunia, tidak cukupnya cadangan minyak Indonesia dan sederet alasan yang justru merupakan dalih pembenaran sehingga rakyat mau tak mau dipaksakan untuk menerima kondisi ini.

Kebohongan Pemerintahan Jokowi-JK; BBM Harus Naik, Upah Buruh Harus Murah!
Pengalihan subsidi BBM untuk membiayai pembangunan infrastruktur; bandara, rel kereta api, pelabuhan, jalan transdaerah, pembangkit listrik, tol laut, merupakan bagian dari program MP3EI. Ditegaskan oleh Jokowi pada Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) lalu, Jokowi mempresentasikan sektor-sektor ‘basah’ (transportasi, tambang, pertanian, kelautan,) yang ada di Indonesia untuk diobral kepada para investor asing. Jokowi menjamin kemudahan untuk para investor asing dalam hal perijinan, pembebasan lahan dan murahnya upah buruh. Hal ini membuktikan negara lebih berpihak pada kepentingan pemilik modal asing (kapitalis internasional) daripada berpihak pada kesejahteraan rakyatnya.

Kenaikan BBM merupakan penyesuaian harga minyak dunia adalah bentuk kebohongan lain pemerintahan Jokowi-JK. Kenyataannya, harga minyak dunia saat ini turun seberas 43%, dari US$150 menjadi US$85. Pemerintahan Jokowi-JK lalu menuding rakyatnya sendiri dengan mengatakan bahwa rakyat Indonesia terlalu boros mengkonsumsi BBM, sementara di sisi lain mobil-mobil murah melonjak produksinya.

Impor BBM pun tetap terjadi dengan alasan bahwa cadangan minyak kita tidak cukup untuk memenuhi konsumsi masyarakat hingga lima puluh tahun ke depan. Produksi minyak mentah (lifting) kita memang terus mengalami penurunan hingga ada tahun 2012 tinggal 890.000 barel/hari. Lagi-lagi pemerintahan Jokowi-JK lebih memilih mengimpor minyak ketimbang menasionalisasi industri migas asing yang telah berpuluh-puluh tahun menghisap keuntungan dari eksploitasi lahan minyak di Indonesia.

Pengalihan subsidi BBM untuk sektor publik dengan menerbitkan KARTU SAKTI merupakan sogokan kepara rakyat kecil agar terkesan pemerintahan Jokowi-JK adalah pemerintahan yang pro rakyat. Namun, seperti halnya BLT dan BLSM, KARTU SAKTI ini tidak serta merta menutupi kebutuhan seluruh rakyat kecil.

Melalui proyek ‘tukar guling’ ini, rakyat diilusi bahwa subsidi pendidikan dan kesehatan lebih penting dibanding subsidi BBM. Padahal, hak rakyat untuk mendapatkan BBM murah adalah sama pentingnya dengan hak untuk mendapatkan pendidikan dan kesehatan.

Jika pemicu kenaikan BBM adalah jebolnya APBN sehingga anggaran harus dipangkas, mestinya pemerintah tidak memangkas anggaran-anggaran sektor publik. Masih banyak pos-pos anggaran yang layak untuk dipangkas. Biaya belanja birokrat dan aparatus negara seperti perjalanan dinas dan fasilitas mewah yang mencapai Rp 37 triliun dalam RABN 2015. Fakta lain, kenaikan BBM juga akan menambah beban 86,253 juta pengguna sepeda motor yang selama ini tidak bisa menikmati adanya transportasi massal sejak kenaikan BBM 10 tahun lalu.

Jika Jokowi-JK serius untuk melakukan pemangkasan biaya perjalanan dinas, pembelian kendaraan dinas, dll, maka negara bisa menghemat anggaran lebih dari Rp 10 trilliun.

Di tengah-tengah kenaikan harga BBM, kaum buruh juga masih harus berjuang menuntut upah layak. Sebuah pukulan telak bagi kaum buruh di tengah-tengah perjuangan upah 2015, kenaikan upah bahkan tidak berpengaruh sama sekali karena kenaikan BBM pasti akan memicu kenaikan harga kebutuhan pokok. Nasib kaum buruh makin jauh dari kesejahteraan, begitu juga dengan nasib kaum petani yang akan diperhadapkan pada mahalnya biaya produksi dan pupuk, begitupun dengan nelayan dan kaum miskin kota. Secara langsung hal ini akan mematikan produksi para petani dan nelayan dan kaum miskin kota akan hidup semakin sengsara.

Tentunya, kenaikan upah yang sedang diperjuangkan intinya tidak terletak pada asumsi “kenaikan upah untuk mengatasi kenaikan BBM dan inflasi”. Namun intinya adalah bagaimana buruh bisa mendapatkan kehidupan yang layak berdasarkan kebutuhan buruh sebagai pekerja dan sebagai manusia. Perhitungan KHL sebagai penentu besaran upah tiap tahunnya hanya didasarkan pada perhitungan buruh perorangan/ lajang. Belum lagi dalam komponen KHL seperti misalnya biaya kamar kontrakan perbulan hanya Rp 721.000. Artinya buruh tidak bisa mengontrak bahkan mencicil rumah (apalagi jika telah bekeluarga) dari anggaran yang hanya Rp 721.000 tersebut.

Kenaikan upah yang dituntut oleh kaum buruh akan selalu ditekan oleh pemerintah dan pengusaha. Upah yang didapat oleh buruh selama ini sangat jauh dari ‘layak’. Imbas kenaikan BBM pasti memicu inflasi sehingga kenaikan biaya produksi industri kecil dan menengah tidak dapat dihindarkan. Lalu pabrik-pabrik akan melakukan efisiensi/ penyesuaian yang menyebabkan PHK massal; pengangguran. Jadi, sudah terbebani oleh kenaikan harga, kaum buruh juga akan terbebani dari sisi upah dan PHK. Lagi-lagi buruh yang menjadi korban kebijakan pemerintah. Kenaikan upah tahun 2015 menjadi tidak berarti sama sekali selain hanya penyesuaian kenaikan angka dan tidak akan sebanding dengan laju inflasi yang pastinya akan terus meningkat setelah kenaikan harga BBM.

Perlawanan kaum buruh atas tuntutan kenaikan upah juga akan memicu pemberangusan serikat (union busting) di pabrik-pabrik. Buruh-buruh yang tergabung dalam serikat yang selalu bergerak memperjuangkan hak-hak buruh akan dihentikan masa kerjanya secara sepihak dengan tujuan mematikan perlawanan-perlawanan di tingkat pabrik. Kebebasan buruh berorganisasi dikebiri oleh pengusaha yang mengatasnamakan keamanan dan ketertiban yang juga tertuang dalam UU Ormas.

Tuntutan Rakyat terhadap Pemerintahan Jokowi-JK
Penderitaan rakyat akan terus bertambah dari kekuasaan yang po pasar dan pro pemodal. Pemerintahan Jokowi-JK perlahan-lahan membuka kedoknya sebagai antek neoliberal. Kebijakan-kebijakan yang tidak menceerminkan keberpihakan pada rakyat dengan mengingkari janji-janji kampanye merupakan bukti nyata rakyat hanya dijadikan komoditi pemilu. Pun dengan kenaikan harga BBM dan penekanan kenaikan upah dirasakan langsung oleh rakyat, mengulang warisan rezim pendahulunya. Sementara, segelintir kaum dapat menikmati kesenangan di atas penderitaan rakyatnya.

Jika nasionalisasi asset-aset vital dibawah kontrol rakyat dilakukan oleh Jokowi-JK, kenaikan BBM, kenaikan harga kebutuhan pokok serta kenaikan upah buruh yang sangat minim tidak perlu terjadi. Di sektor pendidikan, kesehatan dan jaminan sosial, Jokowi-JK terus aktif melakukan LIBERALISASI PASAR dengan berbagai kebijakan yang mengorbankan kepentingan orang banyak. Di tahun 2015, Masyarakat Ekonomi Asean akan diberlakukan sehingga Indonesia bisa jadi tidak memiliki lagi hak pengelolaan nasional asset-aset vital negara.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka tiada lain selain membangun kekuatan alternatif di tangan rakyat itu sendiri. Sudah tidak menitipkan nasib dan saatnya sadar dari ilusi partai-partai borjuasi yang tidak sedikitpun mewakili kepentingan rakyat. Perubahan tidak akan bisa terwujud di tangan mereka, tapi di tangan rakyat itu sendiri. Berhimpun dan menjadi bagian dari organisasi rakyat, bersatu padu dalam kekuatan politik rakyat untuk terus berjuang, karena KEDAULATAN ADA DI TANGAN RAKYAT.

Oleh karena itu, maka kami menuntut :

  1. Tolak Kenaikan Harga BBM, subsidi sebesar-besarnya untuk rakyat!
  2. Lawan Politik Upah Murah, Tolak Sistem Kontrak dan Outsourcing, Lawan Pemberangusan Serikat!
  3. Nasionalisasi Aset-Aset Vital Negara di Bawah Kontrol Rakyat, Pengelolaan sektor Migas dari Hulu ke Hilir untuk Kepentingan Rakyat !
  4. Bangun Persatuan Buruh & Rakyat !
  5. Bangun Partai Alternatif, Lawan Neoliberalisme!

Siapkan Perlawanan Rakyat Secara Bersama dan Serentak Pada Rabu, 26 November 2014 - Menuju MOGOK UMUM NASIONAL

Jakarta, 24 November 2014

SGBN                                              SGMK                                                 KPO PRP

Sultoni                                              DANIEL ' PAY " HALIM                     MIKA DARMAWAN
Koordinator Nasional                     Koordinator Nasional                        Sekretaris Jenderal


sumber : info sekber buruh

Kamis, 27 November 2014

Pidato Politik Forum Komunikasi Siswa Progresif-Sentra Gerakan Muda Kerakyatan HUT VI FKSP-SGMK



(FKSP-SGMK)
“Lawan Liberalisasi Pendidikan, Bangun Persatuan Perjuangan Pelajar, Pemuda, Dan Mahasiswa”

Salam perjuangan!
Salam demokrasi pembebasan kawan-kawan siswa yang berlawan!

Kawan-kawan seperjuangan!

Sebelumnya, izinkanlah saya mengucapkan Tiga landasan atau tiga rumusan perjuangan kita yaitu: belajar, berorganisasi dan revolusi. trilogy ini, tiga kalimat sakti ini, adalah rumusan penting perjuangan kaum pelajar yang seutuhnya diaplikasikan dalam bentuk program-program dan strategi taktik perjuangan Forum Komunikasi Siswa Progresif dan kaum pelajar, pemuda, mahasiswa Indonesia seluruhnya, untuk mencapai intelektual organic yang progresif revolusioner dalam memperjuangkan terwujudnya suatu system yang memanusiakan manusia melalui pendidikan yang gratis, ilmiah, demokratis dan setingi-tingginya, dan sepenuh-penuhnya bertujuan pada kebutuhan rakyat seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya.  

Slogan perjuangan, belajar, berorganisasi, dan revolusi ini, tidak bermakna apa-apa jika hanya berhenti sebagai slogan semata. slogan perjuangan ini harus diturunkan menjadi program-program strategi taktik perjuangan kita, dan itu terbukti kita lakukan bersama, kita bergerak bersama, kita perjuangkan bersama tanpa mengenal lelah, tak mempedulikan intrik yang tidak mendidik dari berbagai element lain. Setiap rintangan kita jadikan sebagai kawan, setiap halangan kita jadikan sebagai jalan, setiap keringat kita peras bersama, setiap duka kita rasakan bersama, setiap kebahagiaan kita nikmati bersama, belajar sama-sama dan berjuang sama-sama. Karena tidak ada sesuatupun yang tidak bergerak, berkontradiksi. Segalanya dalam keadaan bergerak dan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Maka, siapapun yang takut, di kritik, takut berjuang untuk memanusiakan manusia, sesungguhnya mereka adalah golongan orang-orang yang merugi. Berorganisasi sangatlah penting untuk mempraktekkan persatuan yang solid, kebersamaan sebagai manusia revolusioner, kebersamaan dalam belajar tanpa ada diskriminatif, tanpa memandang jenis kelamin, tanpa membedakan suku, ras, dan agama, lebih-lebih membeda-bedakan sikaya dan simiskin serta menciptakan suasana belajar yang demokratik.  

Kawan-kawan seperjuangan!

Jika didunia sekolah kita dilarang kritis, kita dilarang berorganisasi, kita dilarang mengutarakan pendapat, maka dengan organisasi yang kita cintai, banggakan dan yang kita bangun sama-sama ini, kita belajar sama-sama, dan berjuang bersama-sama karena kita adalah satu kesatuan organic yang tidak terpisahkan satu sama lain dan kita bukanlah siswa yang mereka bisa didik, karena kita lebih mengerti dari pada mereka, lebih tahu apa yang menjadi kebutuhan riil kita sendiri. Mengutip kata Pramudya Ananta Toer dalam bukunya “Bumi Manusia” mengatakan “…jika mereka, pribumi itu tidak terdidik, maka engkau harus, dan harus membuat mereka menjadi terdidik dengan bahasa yang mereka tahu…” dengan itu, kita harus bergerak dengan cara kita sendiri, dengan kebutuhan kita sendiri sebagai siswa yang progresif.

Dunia pendidikan formal pemerinatah yang syarat akan kebutuhan pasar, telah merusak esensi pendidikan itu sendiri, telah mengobrak-abrik kehidupan pelajar, telah mencemari otak pelajar jatuh kedalam jurang individualisme yang syarat akan kompetisi, menjadikan pendidikan sebagai mesin produksi tenaga kerja murah, sebagai barang dagangan. 

Seperti yang tertulis dalam artikel “liberalisasi pendidikan dan WTO” Kepentingan ekonomi Negara-negara maju disinyalir berada di balik agenda liberalisasi pendidikan. Paling tidak ada tiga Negara yang paling mendapatkan keuntungan besar dari bisnis pendidikan, yaitu Amerika Serikat, Inggris dan Australia. Pada tahun 2000 ekspor jasa pendidikan Amerika mencapai 14 milyar Dollar. Di Inggris sumbangan ekspor pendidikan mencapai 4 persen dari total penerimaan sektor jasa negara tersebut. Demikian juga dengan Australia, yang pada tahun 1993, ekspor jasa pendidikan dan pelatihan telah menghasilkan AUS $ 1,2 milyar. Tidak mengherankan, tiga negara tersebut yang sangat tekun menuntut sektor jasa pendidikan melalui WTO.

Kawan-kawan yang masih bersetia digaris perjuangan!

Melihat data-data tersebut, menjadi mudah dimengerti bahwa perdagangan jasa pendidikan sebenarnya digerakkan oleh motivasi mengejar keuntungan semata oleh Negara-negara maju. Aspek menyeluruh (universal) pendidikan sebagai bentuk pelayanan sosial dan proses penggalian kebenaran akan digantikan dengan hitungan untung rugi dalam logika bisnis. Di sisi lain, pendekatan hak atas pendidikan dapat dijadikan landasan penolakan terhadap liberalisasi pendidikan di Indonesia. 

Amanat konstitusi yang terkandung dalam alinea keempat pembukaan Undang-undang dasar 1945 menyebutkan, pemerintah Negara Indonesia berkewajiban untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia termasuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Dan juga, Hak atas pendidikan, sebagaimana termuat dalam Undang-undang dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 jelas menegaskan Negara wajib membiayai. Jika kehendak untuk meliberalisasi pendidikan dan untuk memperkecil peran negara, atau bahkan menghilangkannya sama sekali maka, jika rezim Pemberi Harapan Palsu (PHP) Jokowi-JK melanggar apa yang tertuang dalam konstitusi Negara, sesungguhnya rezim PHP Jokowi-JK diaanggap melakukan pelanggaran konstitusional secara serius seperti rezim sebelumnya SBY.
Maka dari itu, apakah kawan-kawan akan membiarkan hal demikian terjadi? Tentu tidak, meski rezim baru ini, yang kita sudah tahu bersama, bahwa mereka tidak akan berpihak pada kita, yang tidak mengenal kata lelah menuntut kebebasan dalam pendidikan. Mereka sepenuhnya berpihak pada kepentingan pemodal yang tekun mengobrak-abrik system pendidikan kita dan memperdagangkannya, maka kita akan tegas mengatakan education not for sale (pendidikan bukan untuk diperdagangkan).  

Kawan-kawan seperjuangan!

Baru-baru ini, diberbagai seminar-seminar nasional, baik seminar ekonomi, politik maupun pendidikan kita akan mendengar istilah Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, atau biasa disingkat dengan MP3EI, serasa sudah tidak asing lagi di berbagai kaula muda progresif seperti anggota organisasi kita, FKSP-SGMK. Dimana, proyek besar pemerintahan neolib baru, telah menyeret juga sektor pendidikan Indonesia dalam proyek besar ini, seperti yang termuat dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia, ilmu, dan teknologi didalam Strategi utama nomor (3) menyatakan. bahwa, untuk mendukung tercapainya MP3EI yang akan dimulai tahun 2011-2025, diperlukan program pendidikan akademik, program pendidikan vokasi (kejuruan), program pendidikan profesi, pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pengembangan pelatihan kerja, dan pengembangan lembaga sertifikasi profesi. 

Dari pernyataan diatas, sudah bisa dipastikan dan disimpulkan bahwa; orientasi pendidikan kita selain menjadi sarana untuk mendapatkan keuntungan dari praktek liberalisasi pendidikan, juga sebagai mesin pencetak tenaga kerja yang pastinya murah untuk menyambut proyek besar MP3EI, dan sebagai konsekwensi logis dari proyek besar ini adalah penggusuran dan perampasan tanah warga akan marak terjadi dimana-mana, diberbagai pelosok daerah, termasuk polewali mandar, kampong kita ini kawan-kawan. 

Selain itu juga, Penyediaan lapangan pekerjaan tidak terbukti kebenarannya, terlihat dari gerak pemerintah sebelumnya SBY yang sama-sama neolibnya dengan pemerintahan sekarang, melalui MENDIKNAS (Mentri Pendidikan Nasional) tujuan untuk meningkatkan sekolah SMK adalah mengurangi angka pengangguran untuk menghasilkan out come (keluaran) yang siap kerja dan memiliki skill tapi nyatanya malah SMK-lah menurut data BPS (Biro Pusat Statik), tingkat angka penganggurannya sangat tinggi SMK 13,81% dibandingkan dengan sekolah SMA 11,90%. 

Data diatas menunjukkan bahwa adanya proyek besar ini tidak akan menyelesaikan anggka pengagguran yang tiap tahunnya meningkat, kawan-kawan perlu tahu juga bahwa pengangguran di Indonesia dan beberapa Negara dunia ketiga lainnya dipelihara oleh Negara sebagai penyedia tenaga kerja murah dan dijadikan daya tarik investor asing untuk beramai-ramai menanamkan perusahaannya di Negara ini dan menguras habis sumberdaya alam nusantara.  

Kawan-kawan seperjuangan yang tak kenal lelah berjuang!

Semakin carut-marutnya pendidikan kita, dengan berbagai bentuk kepentingan Negara-negara asing, dan pemerintah sepertinya lepas tangan dan menyerahkan sepenuhnya pendidikan kita di kontrol oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti Word Trade Organization (WTO). Carut-marut lainnya terdapat juga dalam penyelenggaraan Ujian Nasional, yang tidak sedikit memakan anggaran negara yang begitu banyak sekitar Rp 600 Millyar 2014.

Beberapa bulan lalu Negara telah menyelenggarakan ujian nasional tahun ajaran 2013-2014, dengan standar kelulusan yang tiap tahun naik. pada tahun 2010 yaitu 5,50 dan tahun 2011 naik menjadi 6,00, dan tahun ajaran 2013-2014 naik menjadi 7,0 standar kelulusan siswa SMA/SMK dan sederajat. standar nilai kelulusan dari semua mata pelajaran, yang masuk dalam Ujian Nasional, dengan standar nilai yang tiap periode Ujian Nasional dilaksanakan selalu meningkat tinggi dan sangat memberatkan para siswa. 

Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, Pasal 1 ayat (1) tertulis “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”

Terlihat jelas bahwa ketentuan tersebut menekankan pentingnya mewujudkan suasana dan proses pembelajaran yang mendorong peserta didik secara aktif mengembangankan potensi dirinya. Sementara suasana dan proses pembelajaran yang demikian tidak dapat terwujud dengan berlakunya sistem Ujian Nasional yang model pembelajarannya menekankan pada kemampuan verbal (secara lisan) untuk menjawab soal pilihan ganda. Ujian nasional malah mendorong proses pembelajaran yang mengutamakan kegiatan mendengar, mencatat, dan menghafal pengetahuan. 

Kawan-kawan seperjuangan!

Labih jauh KPAI dan Komnas HAM juga telah menyatakan bahwa Ujian Nasional tidak ramah anak dan mendesak dihentikannya penerapan tersebut. Apalagi diperkuat dengan keputusan Pengadilan sebagai lembaga hukum yang menyatakan bahwa pemerintah dengan penerapan Ujian Nasionalnya telah lalai dalam pemenuhan dan perlindungan HAM. 

Masih ingatkah kita kawan-kawan, dengan apa yang terjadi dengan Leony beberapa bulan sebelumnya yang memilih bunuh diri karena tidak bisa menjawab soal ujian nasional? ini suatu bukti kongkrit betapa buram dunia pendidikan Indonesia saat ini. Banyak kalangan yang menyebutkan bahwa pangkal persoalan kasus Leony adalah keberadaan Ujian Nasional. Anggapan tersebut bukan tanpa alasan. Menetapkan Ujian Nasional sebagai alat ukur keberhasilan seorang siswa selama menempuh pendidikan, dianggap sebagai bentuk praktek ketidakdilan sistem pendidikan. Negara melalui Pemerintah tak ubahnya telah membangun kekerasan secara psikis terhadap warganya, terkhusus kepada para siswa sekolah.

Kawan-kawan seperjuangan yang saya banggakan!

Standarisasi evaluasi pendidikan melalui Ujian Nasional, justru berujung kepada kekacauan pola penerapan sistem pendidikan. Dalam sebuah kesempatan, menteri pendidikan dan kebudayaan periode rezim neolib sebelumnya, Muhammad Nuh, melontarkan pernyataan yang cenderung abai terhadap kasus bunuh diri Leony akibat Ujian Nasional ini. haruskah seorang mentri pendidikan menunggu pelajar bunuh diri dari satu kelas secara massal? sehingga Ujian Nasional diperhitungkan untuk tidak dilaksanakan? Ini suatu pembiaran dan pembunuhan yang dibiarkan dan tidak bisa dimaafkan lagi. 

Menurut data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), sejak tahun 2004-2007, jumlah siswa bunuh diri akibat Ujian Nasional sekitar 16 orang. Sedangkan beberapa data media menyebutkan bahwa dalam kurun waktu 2008-2014, terdapat 7 orang pelajar yang bunuh diri. Ini berarti sejak tahun 2004 hingga tahun 2014 saat ini, setidaknya terdapat 23 orang pelajar yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Ini berarti telah terdapat satu kelas kecil yang telah memilih jalan bunuh diri akibat rasa cemas dan stress yang secara langsung didapatkan dari pelaksanaan Ujian Nasional. Apalagi istilah yang tepat menggambarkan situasi ini, jika bukan kekerasan Negara terhadap dunia pendidikan? Oleh karena itu dalam pidato politik Forum Komunikasi Siswa Progresif dapat mengkritisi penerapan ini dengan menyatakan sikap untuk menolak secara tegas penerapan Ujian Nasional sebagai standar kelulusan.

Kawan-kawan seperjuangan!

Dengan berbagai problem yang telah di sampaikan dalam pidato politik ini, tidak ada lagi alasan untuk berdiam diri, tidak ada lagi alasan untuk tidak berorganisasi, tidak ada lagi alasan untuk tidak berjuang, dan mari kita lawan segala bentuk komersialisasi pendidikan, melawan bentuk upah murah, melawan penggusuran dan perampasan tanah rakyat, melawan segala bentuk penindasan dan penghisapan manusia atas manusia lainnya. 
Dengan bergerak sama-sama, belajar sama-sama, berjuang bersama, tidak ada kata tidak mungkin kita capai, dengan tekad yang bulat, dengan perjuangan yang gigih melalui tri logi perjuangan pelajar, pemuda, dan mahasiswa yaitu Belajar, Berorganisasi, dan Revolusi kita yakin, tembok penindasan dan penghisapan kita robohkan rata dengan tanah. Jangan pernah takut, kita tidak sendirian, kita satu perjuangan bersama kaum buruh, petani, pemuda dan mahasiswa yang berlawan.  

Kawa-kawan progresif!

Sekian pidato ini saya sampaikan, terkhusus kepada seluruh kawan-kawan siswa progresif yang masih bersetia bersama-sama membangun organisasi gerakan pelajar, dan seluruh kaum pelajar secara umum yang berlawan dan yang ingin bergabung bersama-sama.

Belajar Selagi Muda, Berjuang Selagi Bisa
Setiap nafas adalah perjuangan, setiap kata adalah perlawanan
Belajar, Berorganisasi dan Revolusi

Pol-Man, 24 November 2014


Yusran Mubarak
Ketua : FKSP-SGMK

Rabu, 26 November 2014

(untuk FKSP) Mereka Baru 6 tahun, itu Belum Apa-apa

Forum komunikasi siswa progresif (fksp) lahir dari sebuah keharusan sejarah yang sisebabkan oleh sebuah pertarungan kelas, terbukti dengan kegundahan para pelajar dengan sebuah sistem pendidikan yang hadir saat itu sehingga inisiatif pun berkumandang untuk se-segera membuat sebuah wadah yang dapat menjawab kegundahan yang mereka rasakan sehingga lahirlah sebuah wadah yang kecil yang berhasil mengelompokkan dirinya di taman wisata Biru disanalah mereka membangun komitmen untuk memperbaiki tatanan yang tidak jelas yang disebapkan oleh sebuah sistem yang menindas dan menurut hasil analisisnya yang objektif menganggap bahwa sistem ini dipastikan tidak akan mampu membawa sebuah sistem yang berpihak kepada kelas bawah, pendidikan tidak akan mampu membawa sebuah pendidikan yang diharapkan bersama.

6 tahun telah berlalu ikrar itu masih saja dipegang teguh dan erat, tangan kiri mengepal masih saja menjadi jargon perjuangan mereka tidak mengenal lelah mereka tidak mengenal kata menyerah, bendera merah berlambangkan telur  masih saja berkibar dengan gagah tampa ada kata menyerah sekalipun, meskipun para penguasa dan segelintir manusia-manusia membenci mereka tampa ada alasan yang rasinal, bahkan represif sering kali dilakukan oleh oknum-oknum yang merasa dirinya paling benar, tapi iman mereka tentang perjuangan untuk pendidikan juga menganggap sebagai sebuah kebenaran yang mesti dia perjuangkan.

Trus adakah prestasi yang bisa dibanggakan yang baru berumur 6 tahun itu kalau manusia dia baru masuk SD...apa yang bisa mereka bisa kerjakan, dalam perjalanan FKSP harus memang diakui bahwa prestasi tidak ada yang terlalu besar yang bisa dibanggakan tapi kalau dilihat dari sejarah, mereka sudah menggulingkan 2 kepala sekolah yang ada dikabupaten polewali mandar dan berhasil menjadikan sekolah yang dulunya berbayar menjadi sekolah yang Gratis kembali. Mereka juga dalam membangun jaringan semakin luas seperti dengan masuknya FKSP ke dalam Organisasi nasional yang melebur di Komite Persiapan Sentra Gerakan muda kerakyatan (KP-SGMK) mereka telah mampu membangun Organisasi kerakyatan seperti kader pertama FKSP yang sekarang berkiprah berjuang didunia mahasiswa dipangkep telah berhasil membangun organ mahasiswa dipangkep dengan lahirnya Pangkep yang tentunya dibantu oleh kawan-kawan KPO-PRP dan sekarang mereka telah dipersiapkan untuk membangun KPO PRP Dipangkep untuk pembesaran organisasi perlawanan, 
Tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh kawan Mahasiswa Pare-pare mereka membangun gerakan Mahasiswa mereka sebut dengan GPMD pare-pare juga adalah alumni FKSP yang membawa gerakan tersebut berkembang di Pare-pare sulawesi selatan, bagitu juga dengan terjadi di Majene lahirnya sebuah gerakan organisasi perjuangan dimajene adalah menetasnya alumni FKSP yang membuat organisasi Mahasiswa dimajene.

Dan sekarang yang ditunggu-tunggu yang sementara digodok dan didorong adalah perluasan di sulawesi tenggara tepatnya di kendari, imformasi terakhir dari alumni FKSP menyampaikan bahwa sementara lagi diskusi-diskusi untuk membangun ormas mahasiswa di sana.

Mereka memang baru 6 tahun tapi prestasi yang mereka dapatkan menurut hemat penulis harus dibanggakan dan memang layak untuk dibanggakan, mereka adalah telur yang siap menetas dimana-mana seperti yang tergambar dalam logonya yang baru 6 tahun tapi sudah mampu membuat gerakan perlawanan didaerah-daerah lain.

Tak heranlah dikala banyak sekelumit orang yang sering menghalang-halangi gerakan yang dibangun tersebut seperti guru yang anti kritik pasti tidak suka dengan mereka bahkan mereka kadang menggunkan kekuatan sekolah sebagai alasan untuk menghalang-halangi kegiatan dan bahkan pelarangan terhadap siswanya untuk masuk dalam orgnisasi FKSP. Tapi tak dapat dipungkiri lagi bahwa pembesaran FKSP trus mengalami perkembangan dan kemajuan seperti dengan masih banyaknya kawan-kawan dari siswa yang masih tetap saja banyak penggemarnya, antusiasnya masih tetap saja kelihatan, keskipun segala macam cara dilakukan untuk menghalangi mereka tapi justru masih tetap saja tetap berjalan dan berkembang sampai akhir ini. 6 tahun telah dihina dan direndahkan tapi 6 tahun juga telah banyak membawa perubahan besar bagi dunia gerakan.

Atas nama penulis mengucapkan DIRGAHAYU KE VI Forum Komunikasi Siswa Progresif.

Kalalu anda tidak ingin ada telur ayam musnahkan dulu ayamnya, begitu juga dengan FKSP akan bisa dihancurkan kalau kapitalisme hancur karena fksp adalah anak kandung dari pada kapitalisme, selama kapitalisme berjaya maka FKSP akan selalu melancarkan aksi-aksi brillian (nakalnya) dipersada bumi ini.


Oleh: Achi_proletar Pengagum Rahasia FKSP (kader KPO PRP Polman dan anggota SERGAP-SGMK) 


KESATUAN GERAK, MELAWAN MUSUH BERSAMA


Harga BBM Naik, Perlawanan Bergejolak

Harga Bahan Bakar Minyak, atau biasa disingkat BBM, kini sudah resmi naik senin 18 November 2014 tadi malam oleh rezim Jokowi-JK, yang baru berkuasa beberapa bulan memimpin Indonesia. Yah.., BBM naik lagi, dan ini sudah menjadi ke delapan kalinya BBM naik semenjak 1998 rezim otoriter runtuh diawal kekuasaanya yang ke 32 tahun atas Indonesia. Ini menjadi phenomena klasik yang dipraktekkan oleh teknokrat negeri ini sehingga, rakyat sudah terbiasa dan tak mau ambil soal kebijakan politik dan ekonomi pemerintah yang dianggapnya sudah tidak akan pernah berpihak pada rakyat bawah.

Ada sikap apatisme dari masyarakat atau rakyat bawah mengenai problem negeri ini, yang secara kebijakan ekonomi telah melancarkan ekonomi neoliberalisme. adapun tingkat perlawanan terhadap kebijakan ekonomi yang pro terhadap pemodal, secara pressure, belum mampu mematahkan setiap kebijakan ekonomi politik yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Apalagi, sampai pada pembentukan garis politik aternatif yang kita tidak bosan-bosannya, dan tidak mengenal lelah mempropagandakannya. Mendorong kesadaran politik massa buruh, tani, nelayan dan kaum yang tertindas dan terhisap oleh system ekonomi kapitalisme-neoliberalisme, memanglah tidak semuda membalikkan telapak tangan, butuh waktu, tenaga dan fikiran yang full sampai pada, meyakinkan rakyat pekerja akan politik mereka sendiri.

Kenaikan BBM dengan trik tambal sulam dari pemerintah lewat kartu saktinya, yaitu kartu Msyarakat sejahtra (KMS), Kartu Indonesia pintar (KIP), dan kartu Indonesia sehat (KIS). guna meminimalisir ketidak mampuan rakyat miskin untuk terlibat dalam perputaran modal, meminimalisir terjadinya tingkat inflasi dengan adanya tingkat daya beli masyarakat berkurang dikarenakan naikknya harga BBM yang berdampak langsung pada kebutuhan sehari-hari masyarakat.


Trik ini pernah juga di terapkan rezim neolib sebelum-sebelumnya dimana, ketika terjadi pengurangan, bahkan sampai pada pencabutan subsidi BBM rakyat, maka bantuan dana untuk warga yang dikategorikan dalam garis kemiskinan yang melimpah ruah di negeri ini, menjadi kebijakan pemerintah. Namun, hasil dari kebijakan tersebut tidak mampu menyelesaikan masalah perputaran ekonomi. Indonesia yang 90% perusahaannya telah dikusai oleh swasta, baik nasional, maupun internasional terjerumus lagi kedalam badai krisis kapitalisme global.

Penyakit krisis ini yang telah sampai pada titik nadinya, kapitalisme sudah mengalami krisis yang berkepanjangan, sektor energy yang menjadi penolong utama ekonomi kapitalisme-neoliberalisme ini, yang salah satunya bisa didapatkan di Indonesia sebagai Negara dengan sumber daya alam yang sangat melimpah. Maka, berbondong-bondonglah korporasi multi nasional ingin mengusai negeri surga ini. salah satu strateginya adalah dengan mengajak Indonesia masuk dalam organisasi-organisasi yang dikuasi para investor kaya dunia, guna mencari kesepakatan dengan pemerintah negeri ini untuk bisa bekerja sama dengan investor asing dan membukakan kerang untuk sumber daya alam Indonesia. Inndoneia telah terperangkap dan sulit lepas dari perangkap itu kecuali memberanikan diri menerima seluruh konsekwensi imbargo dan segala macam intimidasi dari korporasi internasional. 

Watak birokrasi Indonesia adalah watak mafia, komparador, menjual kekayaan alam Indonesia dan menikmatinya sendiri. Belum lagi dari para petinggi-petinggi partai politik borjuasi yang memiliki perusahaan sendiri bekerja sama dengan pemerintah, tentunya tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk mendapatkan keuntungan dengan menggunakan jabatan baik sebagai pemerintahan maupun sebagai Dewan Perwakilan Rakyat. Sunggu sangat ironis, jutaan rakyat miskin ditengah sumber daya alamnya yang sangat melimpah. Bisa disimpulkan bahwa kepentingan dikantor-kantor dewan adalah kepentingan partai borjuasi bukan membawa kepentingan rakyat.

Dengan persekongkolan yang mengatas namakan kepentingan rakyat sungguh sangat menyakiti hati rakyat dan kehidupannya. Dari sekelumit prilaku borjuasi nasional meminjam istilah Kwik Kian Gie, sebagai pemerintah (teh botol) teknokrat bodoh dan tolol, rakyat sudah seharusnya mengambil peran dalam ekonomi dan politik, menentukan kebijakannya sendiri yang bertujuan pada kepentingan rakyat tertindas secara umum. Buruh, tani, mahasiswa (gerak pelopor), kaum miskin kota, nelayan dan seluruh kaum tertindas lainnya harus bersatu. Belajar sama-sama dan berjuang sama-sama.

Bergerak Bersama

Insureksi yang terjadi sepanjang tahun 2014 ini dibeberapa daerah di indonesia, dengan serangkaian aksi demonstran yang mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada kaum lemah dan memuat kebijakan titipan para investor. Aksi menuntut upah layak yang setiap tahunnya di laksanakan jutaan massa buruh, aksi penolakan penggusuran dan perampasan tanah rakyat atas kaum miskin kota dan desa yang tidak bisa enghilang dari pemberitaan, serta kaum tani, aksi mahasiswa menolak komersialisasi pendidikan dan represifitas birokrasi kampus, bersatu dalam satu issu yang sama, yaitu penolakan terhadap kenaikan harga BBM sebagai prodak dari kebijakan neoliberalisme.

BBM menjadi issu pemersatu gerakan masih belum mampu menyatukan strategi taktik perjuangan, kaum buruh dengan issu BBM selalu menggandeng issu politik upah murah, kaum pemuda/mahasiswa menggandengakan issu BBM dengan komersialisasi pendidikan dan represifitas birokrasi kampus yang melarang mahasiswa berorganisasi. aksi, dan sebagainya yang dianggap mengganggu aktivitas akademik dan masyarakat sekitarnya direpresif aparat, kaum petani, dan kaum miskin kota menggandengkan issu kenaikan BBM dengan kenaikan harga bahan pokok yang tak mampu mereka beli karena pemerintah membunuh basis ekonomi petani dan merampas tanah mereka. Yah, belum sampai pada slogan kaum tertindas bersatulah.

Kesadaran dan pemahaman mengenai ekonomi politik yang berlaku di negeri ini, belum dan bahkan masih jauh secara merata “sadar”. System ekonomi politik yang berlaku adalah ekonomi neoliberalisme yang harus dilawan secara bersama-sama, dengan satu langgam propgram perjuangan bersama, sampai pada pendidikan politik bersama.

Banyak yang berbicara persatuan, namun masih sebatas wacana yang diagitasikan dikalangan mereka sendiri, mempropagandakan persatuan di lingkaran mereka sendiri, tanpa mengajak unsure gerakan yang bangkit melawan penindasan dan penghisapan laiannya. Mungkin secara teori kita mampu menjabarkan tentang persatuan gerak, mampu menjelaskan interkoneksi dengan unsure yang bergerak lainnya. Akan tetapi, ketika sampai pada pengaplikasiannya, sungguh  dan sangatlah tidak mudah membaikkan telapak tangan. Bahkan memunculkan demoralisasi pada aktivis pergerakan yang mencoba menyatukan gerakan namun tidak mampu dan berujung pada “berputus asa”.

Kita sadar dan semua orang tahu, bahwa kita dalam cengkraman system ekonomi kapitalisme –neoliberalisme. Namun, kita tidak sadar bahwa dengan gerak yang terkotak-kotak dan sangat eksklusif ini tidak mampu menumbangkan system penindas yang secara strategi taktik mereka lebih siap, mereka mengusai Negara dan segenap aparatusnya keamanannya yang bersenjata lengkap, merasuki agama sebagai landasan kebenaran manusia, memasuki pendidikan yang mengkonstruk pemikiran kita sejak dini tentang kebenaran teori mereka mengenai kehidupan manusia. Teori ini persis yang di analisis Gramscy dalam tesisnya yang terkenal yaitu “hegemoni” dimana suatu kelas dan anggotanya menjalankan ke kuasaan terhadap kelas-kelas di bawahnya dengan cara kekerasan dan persuasi. Artinya bahwa klas yang berkuasa (kapitlisme/borjuasi) memaksa klas bawah (kaum buruh, tani, kaum miskin kota dan klas tertindas lainnya) mengikuti apa yang menjadi keinginan penguasa, dan Negara sebagai instrument terpenting system kapitalisme untuk mengontrol klas lainnya dan memakai agama dan pendidikan mengontrol manusia secara persuasive (hegeonik).

Nah, dengan semakin jelas dan nyata, persatuan gerak dengan satu musuh bersama dengan kesadarasn yang setinggi-tingginya dari kesadaran normative di masing-masing sektor pergerakan pembebasan penindasan, dan penghisapan manusia atas manusia lainnya, sekarang saatnya menyatukan itu, dengan mengabaikan warna bendera menuju platform perjuangan bersama. Apakah kita siap, dan mampu melakukan itu? Hanya praktek yang tak mengenal lelah, letih serta praktek revolusioner-lah yang mampu menjawab semua itu. Sehingga bergerak bersama tak hanya sebatas teori baku, harus diturunkan menjadi program perjuangan bersama.

Persatuan Pelopor Gerakan dan Soko Guru Perubahan

Dari kebijkan pemerintah yang dianggap merupakan kebijakan ekonomi neolib kini menimbulkan riak perlawanan dari berbagai kelompok sosial. Meskipun dalam persfektif persatuan, masih menimbulkan kerancuan dan terdapat arogansi bendera masing-masing, tapi, usaha untuk menyatukan jejari perlawanan untuk membentuk satu kepalan perlawanan kini memainkan peran penting dalam proses penumbangan dan penghancuran tirani dinegeri ini, percaya atau tidak, itu adalah suatu keniscayaan.

Gerakan Mahasiswa sebagai bentuk gerakan paling aktif menentang kebijakan sang penguasa, meskipun di beberapa daerah, secara kuantitas maupun kualitas, mengalami kemundururan jika dilihat dari perkembangan gerakan sebelumnya. Gerakan mahasiswa yang masih banyak orang menganggapnya sebagai agen perubahan (agent of change) kini sudah tidak berlaku lagi, dilihat dari persfektif klas memang mahasiswa bukanlah suatu kelompok agen perubahan melainkan dan yang lebih tepatnya disebut sebagai  pelopor gerakan. Mahasiswa dalam pandangan klas bukanlah bagian dari klas penentu suatu perubahan karena mahasiswa atau kaum intelektual berada pada posisi tengah yang dekat dengan watak borjuasi sehingga, bisa disebut sebagai klas menengah (borjuis kecil). Nah, siapa yang menjadi klas paing penentu suatu perubahan? mari kita bahas sama-sama, siapa klas penentu itu?

Sejarah ummat manusia, tidak terlepas dari pertentangan klas, antara klas tertindas dan klas yang menindas. Antagonisme klas ini dalam manifesto komunis yang tulis oleh Karl Marx, merupakan bentuk nyata dan tak bisa di bantah oleh teori apapun, meskipun kapitalisme dengan segala kekuatannya menyensor teori pertentangan klas ini agar kaum yang terhisap dan tertindas sebagai bentuk klas tertindas tidak bangkit melawan.

Kita masih ingat peristiwa 65 pembantaian jutaan rakyat Indonesia tak berdosa, menutup segala akses pengetahuan yang bisa membangkitkan perlawanan, itu digunakan oleh system kapitalisme mem-bumi hangus-kan organisasi perlawanan melalui militer soeharto yang anti demokrasi, mengubah nasionalisme soekarno yang syarat akan revolusi sosialis menjadi nasionalisme yang pro terhadap kapitalisme dan membentuk kapitalisme Negara yang lemah, sebagai komparador, nasionalisme yang syarat akan pembunuhan jutaan rakyat demi melancarkan kepentingan ekonomi politik kapitalisme di bumi nusantara yang kaya raya ini.

Kapitalisme yang tidak cakap dalam mengelolah industry-industri miliknya, tidak mampu mmengeloah kapas menjadi benang, menjadi kain, kemudian menjadi pakaian, seluruhnya dikerjakan oleh kaum buruh yang dipekerjakan oleh pengusaha dengan terlatih dan disiplin. Namun, kapitalisme yang rakus itu tidak akan pernah membuat buruh-buruh itu sejahtra, memelihara pengangguran sebagai bahan cadangan pekerja yang sewenang-wenang akan mem PHK buruh yang melawan, dan dianggap tidak produktif lagi, belum soal upah yang sangat jauh dari hasil produksi buruh. Bentuk ini yang disebut sebagai perbudakan modern.

Namun, disisi lain, kapitalisme tidak akan bisa mengakumulasi modal, tidak mampu mendapat keuntungan yang melimpah, jika kaum buruh tidak ada yang menjalankan pamrik, yang mengubah, benang menjadi kain, merakit teknologi canggih, dan sebagainya. Kaum kapitalis ini melahirkan bentuk social yang baru, bentuk kerja sama social dalam pabrik-pabrik, solidaritas antar pekerja, kerja-kerja social dalam tubuh kapitalisme akan melahirkan penggali-penggali liang kuburnya sendiri yang dari tahun ketahun mengalami penindasan, terhisap, teralienasi dari hasil produksinya sendiri.

Kaum buruh sebagai anak kandung kapitalisme yang membentuk kerja-kerja social di pabrik-pabrik mereka dan mampu melawan kapitalisme, seperti mogok kerja, akan menghancurkan system kapitalisme dari akarnya. Maka, soko guruh perubahan dalam system penindasan kapitalisme terdapat pada klas pekerja sebagai kaum tertindas dari klas penindas (kapitalisme). Antagonism klas yang disebutkan Marx pada fase system kapitalisme ini adalah pertentangan antara kaum buruh dan kaum pengusaha (kapitalis). Revolusi kaum buruhlah yang mampu menumbangkan system kapitalisme, kepemimpinan kaum buruh-lah yang akan mengantar kita pada cita-cita masyarakat tanpa penindasan dan penghisapan. Maka dari itu, menyambung kalimat dalam manifesto komunis yang ditulis Marx “kaum buruh sedunia, bersatulah!”. Dan tegaklah SOSIALISME  

ditulis oleh: tato - biro ideologi KP SGMK